Bagi Shimano, melayani pasar Asia Tenggara menuntut volume tenaga kerja yang besar. Di samping itu, fokus pada produk berkualitas membutuhkan operator, engineer, dan production specialist yang juga berkualitas.
Tanggung jawab untuk merekrut high quality talent dengan cepat dan dalam jumlah besar jatuh pada Pak Hendy Hadiyanto, Human Resources Development Specialist, dan tim. Ini terbukti menjadi tantangan bagi proses rekrutmen Shimano pada saat itu.
Pak Hadiyanto menjelaskan tentang surat lamaran yang bertumpuk tinggi di mejanya setiap minggu. Inbox-nya begitu penuh dengan lamaran sehingga tidak ada kapasitas untuk menerima email baru. Kurangnya organisasi di tahap sourcing menimbulkan banyak masalah bagi tim: lamaran hilang di antara tumpukan, kandidat tidak sengaja dihubungi dua atau tiga kali.
Sebelumnya butuh hingga
7 hari untuk memproses hanya 1 kandidat: menunggu lamaran dikirim via pos, mengetik manual di Excel, menelepon kandidat, cross-check jadwal, booking ruangan untuk tes, dll.
Tes tersebut pun hanya sebatas TPA (Tes Potensi Akademik) dan matematika dasar, yang kami temukan berdasarkan penelitian memiliki
korelasi buruk dengan performa nyata dalam kerja.
Cakupan yang terbatas dalam metode sourcing ini berarti tim rekrutmen Shimano hanya dapat menjangkau sekitar 1.000 calon kandidat dari area sekitar; jauh terlalu terlokalisasi dan kurang dalam variasi.