Hari interview sudah mendekat. Kamu sudah mencurahkan usaha dan tenaga ke dalam persiapan untuk hari yang akan datang — pakaian rapi, jawaban, dan mental sudah siap. Tapi tetap muncul pertanyaan — apa yang akan terjadi pada Hari-H?
Di bagian 2 dalam seri persiapan interview ini, kita akan berdiskusi mengenai apa yang dapat kamu hadapi saat interview itu sendiri — apa yang harus dikatakan, bagaimana cara bersikap, dan lainnya. Berikut adalah 9 hal yang bisa kamu lakukan saat interview untuk membawa kamu semakin dekat dengan surat penawaran.
Saat Interview
Persiapan adalah kunci, namun segalanya bergantung pada momen ini. Inilah dimana kamu dapat memanfaatkan persiapan tersebut untuk memaksimalkan hasil performa-mu saat interview, dari cara menjawab pertanyaan, cara bertanya, dan apa yang dilakukan setelahnya.
14. Santai saja
Jangan khawatir. Kamu sudah bekerja keras untuk membuat persiapan, dan itu akan membuah hasil saat interview berlangsung. Persiapan ini akan membuat segalanya lebih mudah — kamu akan tahu apa yang akan dihadapi, bagaimana cara merespons, dan apa yang harus dikatakan. Kamu sudah mencurahkan usaha dan melakukan apa yang kamu bisa, jadi tidak ada alasan untuk khawatir.
Kalau kamu masih gelisah, coba lihat situasinya dari sisi ini. Jika yang terburuk terjadi, itu bukan salahmu. Kamu sudah melakukan yang terbaik, dan kamu jujur. Bukan artinya kamu gagal, tapi artinya pekerjaan ini kurang cocok, itu saja. Jadikan pembelajaran jadi ketika kamu bertemu perusahaan yang benar-benar cocok denganmu, kamu dapat menjalani interview dengan lebih baik.
Interview hanyalah kamu dan perusahaan melihat jika kalian cocok.
Jangan lupa bahwa interview hanyalah sebuah percakapan, dimana kamu kamu dan perusahaan melihat jika kalian cocok dan adalah pilihan terbaik untuk satu sama lain. Jadi, santai saja. Kamu bisa, kok.
15. Jangan jadi robot
Jangan berbicara seperti robot yang menunggu input dan mengulang jawaban sama persis seperti yang kamu hafal. Melatih jawaban itu baik, tapi jangan sebatas copy-paste mentah-mentah. Itu tidak ada bedanya dengan menghafal jawaban untuk ujian tapi tidak belajar apapun, seperti waktu sekolah.
Saat latihan, sebaiknya hanya hafal poin-poin utama pada jawabanmu, bukan menghafal kalimat. Dengan ini, kamu bisa mengisi sendiri dan menghubungkan poin-poin dengan alami saat kamu berbicara, sehingga jawabanmu tidak kaku. Recruiter mempunyai indra yang tajam dan akan tahu jika kamu terasa kaku, jadi jangan batasi diri dengan jawaban hafalan.
16. Jangan terburu-buru
Hidup itu penuh dengan kejutan, dan sama halnya dengan interview. Seberapa baik pun persiapanmu, nantinya pasti ada pertanyaan yang belum pernah kamu dengar sebelumnya, atau kamu tiba-tiba lupa jawaban, atau situasi lainnya yang tidak bisa diprediksi.
Saat hal seperti ini terjadi, penting untuk tahu bahwa kamu bisa — dan sebaiknya — mengambil beberapa detik untuk berpikir. Dapat dimengerti bahwa kamu mungkin merasa kurang nyaman dalam kesunyian dan akan merasa terburu-buru untuk memberi jawaban, atau khawatir terlihat kurang persiapan. Sebenarnya, tidak apa-apa kok menggunakan waktu untuk berpikir tentang jawabanmu.
Tidak ada yang salah dengan menggunakan waktu untuk memikirkan jawaban.
Tidak perlu bilang “hmm” atau membuat suara untuk mengisi kesunyian. Tidak ada yang salah dengan mendiam sedikit, dan “hmm” tidak akan memberi poin tambahan pada jawabanmu.
Seperti yang sudah dibahas, recruiter mempunyai indera yang tajam. Jika kamu mendiam untuk benar-benar memikirkan pertanyaan dan berusaha untuk memberi jawaban yang terbaik, mereka akan tahu dan akan menghargainya. Jawaban yang layak lebih baik dibanding jawaban yang terburu-buru.
Tapi juga jangan terlalu lama mengambil waktu. Jika kamu benar-benar tidak bisa memberi jawaban saat ini, jujurlah dan bilang bahwa kamu akan memberi jawaban nanti dalam interview. Catat pertanyaannya dan jawablah saat kamu sudah siap.
17. Perhatikan bahasa tubuh
Bahasa tubuh dapat berkata lebih banyak dan memberi berbagai macam sinyal. Terutama dalam situasi yang menegangkan seperti sebuah interview, kamu dapat saja lupa bahwa tubuhmu memberi tahu orang lain bahwa kamu merasa gugup. Mari pastikan bahwa kamu mengendalikan bahasa tubuhmu, bukan sebaliknya.
Berdiri tegak, senyum, jabat tangan yang kuat, dan lihat mata interviewer saat bertemu pertama kali. Jangan memberi jabatan tangan yang terlalu lemah atau terlalu keras. Fokus pada satu mata saat berbicara. Ini hanyalah beberapa hal dasar tentang bahasa tubuh yang memberi tahu bahwa kamu percaya diri, dan ini akan membuat interviewer merasa nyaman berbicara denganmu.
Cobalah untuk tidak goyang-goyang kaki atau tangan dengan gelisah. Jika tidak bisa dihindari, sembunyikan gerakan gelisah di bawah meja agar tidak terlihat atau terdengar.
18. Ambil kredit, tetap rendah hati
Pada akhirnya, tujuan dari interview adalah meyakinkan interviewer untuk memilih kamu. Mau tidak mau, kamu harus memperlihatkan kelebihan dan pengalamanmu dan “jual” diri agar interviewer yakin bahwa kamu adalah yang terbaik.
Jangan segan untuk mengakui pencapaianmu. Fokus pada nilai ekstra yang kamu berikan, bukan hanya tugas yang memang harus dikerjakan. Jika kamu sempat bekerja dalam tim, ceritakan tentang kontribusi yang kamu berikan yang membantu kalian mencapai tujuan. Beri mereka alasan untuk memilih kamu.
Jangan jadi orang yang tidak enak diajak bekerja bersama.
Tapi pastikan juga untuk tetap rendah hati dan profesional. Pamer semata tidak akan membantu. Jika kamu menerima bantuan dalam pencapaianmu, sebutkan saja. Orang yang menghargai bantuan orang lain cenderung lebih disukai, namun tidak ada yang suka bekerja dengan orang yang suka pamer.
19. Perlihatkan antusiasme
Kualifikasimu sudah diketahui dari resume. Yang interviewer ingin lihat adalah jika kamu cocok dengan perusahaan dan ingin menetap dengan mereka, dan ini bisa kamu perlihatkan dengan menunjukkan antusiasme.
Jika kamu suka pekerjaan yang sedang kamu lamar, bagus! Kamu akan punya lebih banyak alasan untuk menjadi semangat. Siapkan mentalitas yang positif dan pikirkan segala hal menarik yang akan datang: kantor baru, bertemu orang baru, dibayar, dan banyak kemungkinan lainnya. Ini bukan soal “fake it till you make it”, namun menjadi optimis dan mencintai pekerjaanmu.
20. Jangan bahas uang
Interview bukanlah saat untuk membahas kompensasi — simpan itu untuk setelah menerima tawaran. Jangan tanya atau singgung soal gaji saat interview, karena itu akan memberi persepsi bahwa kamu hanya peduli tentang uang, bukan pekerjaan. Sabar saja, nanti ada waktunya.
Jika interviewernya yang bertanya duluan, tentang ekspektasi atau gaji kamu sebelumnya, jawab saja dengan memberikan jarak (antara X hingga Y rupiah), sehingga kamu tidak terikat pada satu angka saat berbicara gaji nantinya dan punya ruang untuk negosiasi. Lebih baiknya, ingatkan mereka bahwa kamu lebih tertarik untuk memanfaatkan interview ini untuk melihat kecocokkanmu dengan perusahaan, dan sarankan meninggalkan diskusi nominal untuk saat negosiasi penawaran.
21. Beri pertanyaan
Saat mencapai penghujung acara, interviewer biasanya akan bertanya, “Apakah ada pertanyaan?” Jawaban yang benar adalah “ya”. Jika mereka tidak bertanya, ambil inisiatif dan utarakan pertanyaan yang ingin kamu sampaikan.
Bertanya pada interviewer adalah cara yang baik untuk membuktikan bahwa kamu antusias dan menganggap kesempatan ini dengan serius, sembari mendapatkan informasi yang berguna. Pertanyaan tentang jenjang karier memberi persepsi bahwa kamu berniat menetap dan membangun karier dengan mereka, dan bukan hanya numpang lewat seperti kebanyakan milenial.
Pertanyaan lain yang bagus adalah soal budaya kerja, seperti alasan mengapa interviewermu ingin bekerja di perusahaan ini. Bertanya soal job description bukanlah menggambarkan ketidakmampuan, namun bahwa kamu sudah melakukan penelitian sendiri dan ingin penjelas lebih lanjut tentang karier ini.
Ini adalah kesempatanmu untuk benar-benar mengenali perusahaan dan melihat jika kamu benar-benar cocok di dalamnya. Lagipula, interview adalah percakapan dua arah.
22. Follow up
Ada satu hal lagi yang harus dilakukan setelah interview selesai. Kirim email untuk memberi terima kasih pada interviewermu beberapa jam setelahnya. Beritahu bagaimana kamu menghargai waktu yang mereka sisihkan, dan tentunya, bahwa kamu menunggu mendengar dari mereka lagi. Penghargaan kecil seperti ini dapat membuatmu lebih terlihat dan akan berguna nantinya.
Waktunya untuk interview
Artikel ini menutup bagian ke-2 dari seri interview kita. Itu adalah 22 tip yang dapat membantu kamu bersiap untuk sebelum, saat, dan sesudah interview dan memastikan bahwa kamu memperlihatkan dirimu yang terbaik, memanfaatkan interview dengan maksimal, dan meningkatkan kesempatan untuk maju ke depan.
Ingatlah bahwa interview hanyalah sebuah percakapan. Selama kamu memberi usaha, tetap jujur, dan sudah membaca panduan ini, kamu akan baik-baik saja. Good luck!