Summary. Seorang ekstrovert dikenal dengan stereotype yang membuat mereka tampil seperti sosok paling tersiksa kala pandemi menghadang. Tanpa adanya interaksi sosial, seorang ekstrovert dapat merasa kelelahan dan terjerat. Padahal, ekstroversi tidak melulu selamanya tentang berpesta dan keluar di saat-saat pandemi seperti ini. Ekstroversi adalah sebuah spektrum yang memberikan orang dengan kecenderungan tersebut menjadi sosok yang lebih fleksibel, berani mengambil resiko, dan siap menghadapi hari kapan saja.
Expectations. Setelah membaca artikel ini, kamu bisa mengerti lebih dalam tentang kepribadian seorang ekstrovert dan karakteristik mereka terlepas dari stereotype yang ditanamkan orang-orang tentang ekstrovert.
“Aku nggak bisa banget kalau gak party, nih.” Ucap Sharpay sembari bergegas dan menggunakan maskernya. Di satu sisi, teman satu kamar nya, Gabriella, berusaha untuk kembali mengingatkan Sharpay.
“Tapi, ini masih pandemi, kayaknya bakalan bahaya deh buat kamu…” Tutur Gabriella sembari mengecek angka kenaikan kasus COVID-19 di gawainya. Ia harap-harap cemas—kalau Sharpay keluar dan terdeteksi positif, dia harus jadi korbannya juga, dong?
“Duh, tapi aku ini Ekstrovert. Gak bisa aku tuh kalau diam terus di tempat, bisa-bisa gila.” Sharpay mendengus kemudian pergi meninggalkan ruangannya. Gabriella hanya bisa memandang dengan kecewa. Kalau sudah berlindung dibalik nama ekstrovert, Gabriella seperti di-skakmat. Memangnya iya, ya, ekstrovert paling menderita waktu pandemi?
Selama pandemi, tidak sekali dua kali kita mendengar hal seperti yang diucapkan oleh Sharpay. Mereka yang terus-terusan melontarkan alasan bahwa mereka adalah seorang ekstrovert, dan karenanya seperti mendapat perlakuan ‘khusus’ yang seharusnya dikecualikan untuk pemerintah, dan bila tidak, dapat memiliki dampak yang parah terhadap kesehatan mental mereka.
Dari alasan-alasan tersebut, ekstrovert mulai dipandang sebagai sosok yang paling suka berpesta, atau life of the party. Yang paling ramai, asyik untuk diajak dalam bersosialisasi, dan gak bisa diam dirumah.
Jadi, apa sih Ekstrovert itu?
Ekstrovert bukan berarti orang yang selalu bepergian ke pesta, tidak bisa bersantai di dalam rumah, dan harus selalu bersosialisasi.
Dilansir oleh healthline, Ekstrovert atau Extraversion tidak bisa dikategorikan sebagai kepribadian yang dapat diukur dengan mengikuti mitos tertentu. Justru, banyak sekali ekstrovert yang tidak cocok dengan kategori karakteristik dari ekstraversion. Dalam realitanya, kebanyakan orang jatuh pada titik tengah antara perjumpaan spektrum dua karakter tersebut, sehingga banyak kebiasaan-kebiasaan yang tidak cocok untuk mereka lakukan. Walaupun demikian, spektrum seorang ekstrovert tidak jauh-jauh dari sifat seperti berikut:
-
Menikmati interaksi sosial
-
Tidak memerlukan banyak waktu sendiri
-
Cenderung menampilkan sifat yang lebih bersemangat dan antusias dalam lingkungan sosial.
Dengan tiga spektrum kepribadian di atas, bukan berarti kamu bisa mengartikan bahwa ekstrovert adalah sosok yang benar-benar suka berpesta, dan berinteraksi dengan orang banyak ya. Bila masih bingung, nih simak lebih dalam lagi tentang sifat-sifat yang biasa dimiliki oleh seorang ekstrovert.
Keramaian, Siapa Takut?
Percaya diri, dan tak pernah malu untuk menunjukkan kebolehan yang dimiliki. Kemanapun mereka berjalan, disitulah panggung didirikan!
Seorang ekstrovert bukan hanya berarti keluar dan pergi berpesta. Betul, berpesta dan bersosialisasi dengan banyak orang sangat memicu semangat dalam diri mereka. Namun, tak hanya di pesta saja atau mall bertingkat saja, karena para ekstrovert sangat merasa nyaman dalam kelompok yang lebih besar.
Mereka cenderung menjadi pemicu atau pelopor jika ada kegiatan-kegiatan yang berada di luar ruangan, seperti kegiatan akhir pekan, atau sekedar gathering setelah pulang bekerja. Undangan-undangan jarang terbalaskan dengan pesan, “Aku gak bisa ikut ya!” justru mereka yang paling bersemangat dan mengantisipasi acara tersebut untuk datang.
Contohnya, berhubung musim panas hampir tiba, Sharpay akan menjadi orang yang paling antusias, karena ia telah mempersiapkan serendetan acara yang akan ia lakukan. Bisa saja kamu menemukan Sharpay sedang menghadiri acara di pantai, kemudian menemukannya sedang berdansa di ballroom mahal ketika malam harinya. Dimanapun pestanya, di situlah Sharpay berada!
Si Paling Risk Taker
Bukan hanya acara-acara yang melibatkan lingkaran pertemanan yang besar, ekstrovert juga mungkin terlibat dalam kegiatan beresiko. Beberapa teori mengatakan bahwa otak mereka akan memberikan sebuah penghargaan atau validasi, jika mereka dapat melewati peristiwa berisiko terkait. Dilihat-dilihat, seperti challenge dan tantangan yang tak ada habisnya!
Sebuah studi mengatakan bahwa ekstrovert yang gemar mengambil resiko dan berhasil melampauinya, akan dihadiahkan dengan dopamine, atau senyawa kimiawi yang berperan menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh. Sejatinya, tindakan ini akan memicu pusat otak untuk memberikan perasaan yang memuaskan pada ekstrovert.
Dari sini, mungkin kita bisa lihat dari studi kasus di awal, rasanya Sharpay akan banyak melakukan tindakan yang memiliki banyak risiko; Bagaimana tidak, pasti dia terus menerus merasa tertantang, dan yakin seratus persen bahwa dia pasti bisa melewati tantangan tersebut!
Siap Menghadapi Masalah
Seorang ekstrovert erat kaitannya dengan kepribadian yang konfrontatif. Eits, jangan salah tangkap dulu. Bukan berarti mereka akan selalu hadir dan menunjuk kesalahan kamu tanpa pandang bulu. Ketika introvert memilih untuk diam dan memendam masalah mereka, seorang ekstrovert memilih untuk lebih terbuka dan menyuarakan hal-hal yang mengganjal di diri mereka. Hal ini sangat cocok untuk kebutuhan kantor yang menginginkan kritik dan saran dari karyawan, maka kepribadian ekstrovert ini dapat membentuk sosok karyawan yang kritis dan terbuka pada hal-hal baru.
Seperti Sharpay Evans yang tidak pernah berhenti untuk mengkritik Gabriela kapanpun dan dimanapun—bukan untuk ditiru, loh, gunakan kritik mu di waktu-waktu yang tepat, ya!
Paling Flexible? Sudah tentu!
Hal yang paling menarik dan membuat orang merasa nyaman berada di lingkungan seorang ekstrovert adalah fleksibilitas mereka. Benar, seorang ekstrovert tidak perlu muluk-muluk dalam mengambil keputusan atau bertindak. Mereka cenderung fleksibel dan lebih terbuka dalam setiap kesempatan, yang mana membuat orang merasa lebih cepat bekerja dengan seorang ekstrovert.
Bersifat fleksibel juga berarti membantu mereka untuk beradaptasi lebih mudah dengan orang-orang di sekitar mereka. Ini yang membuat banyak orang merasa nyaman berada dilingkungan ekstrovert. Mereka adalah kepribadian yang menyesuaikan dengan orang lain, sehingga membuat orang lain tidak perlu repot-repot untuk menyesuaikan diri mereka ketika bertemu dengan seorang ekstrovert.
Siapa yang Bisa Dikategorikan Ekstrovert?
Kepribadian extraversion adalah kepribadian yang digolongkan dalam spektrum. Ini berarti siapapun dapat memiliki kepribadian ekstrovert dalam dirinya, yang menentukan adalah seberapa banyak persentase ekstroversi di dalam diri mereka—apakah termasuk bagian dari dominan atau justru sebaliknya—dan mereka yang dominan jatuh kepada kepribadian sebagaimana yang dijelaskan dalam mayoritas pada umumnya, kepribadian ekstrovert.
Ciri-ciri ekstroversi kamu juga dapat dilihat lebih akurat dengan Big Five yang karakteristiknya jauh lebih menjamin dibandingkan MBTI. Big Five akan lebih menunjukkan garis ekstroversi kamu dengan mendetail, dan seperti halnya karakteristik spektrum, bukan masalah bila nantinya kamu merasa bahwa kamu berada di tengah-tengah. Tidak merasa cocok sebagai sepenuhnya seorang ekstrovert maupun introvert. Bahkan, sosok seperti Sharpay pun membutuhkan waktunya sendiri ketika ia sudah kelelahan berpesta seharian.
Meskipun kepribadian bersifat permanen, hal ini juga tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya kamu akan merasa jauh lebih ekstrovert dibandingkan kepribadianmu di masa lalu. Semisal di masa kecil kamu merasa menjadi anak yang pendiam, bukan berarti ini menutup kemungkinan kamu untuk jadi social butterfly di masa kuliah. Karena masih berada dalam spektrum, ada masanya sisi ekstrovert kamu tampak dan membuat dirimu menjadi lebih ekstrovert dibandingkan masa lalumu.
Karena itu, lingkungan tempat kamu tumbuh dan berkembang juga tidak untuk diremehkan. Lingkungan kamu yang menentukan bagaimana kamu memilih dominan spektrum kepribadian kamu. Apabila kamu ingin terus menjadi sosok yang ceria dan terbuka, kelilingi dirimu dengan orang-orang yang kamu rasa mendorong sifat ekstroversi di dalam dirimu. Kepribadian kamu akan turut berkembang menjadi individu yang lebih baik, dan membuatmu tampil lebih unik di mata teman-temanmu.
Kira-Kira Aku Ekstrovert Bukan, Ya?
Mengetahui kepribadian diri sebagai introvert atau extrovert tidak bisa sekadar menerka-nerka dari kondisi yang kamu lalui. Banyak personality test yang dapat membantu kamu untuk mengetahui apakah kamu seorang yang dominan di introvert atau extrovert.
Berbeda dari yang lain, Dreamtalent menyediakan tes psikometri berbasis Big Five untuk kamu yang ingin mengetahui lebih dalam tentang spektrum extraversion kamu dengan hasil deskripsi yang lebih lengkap hingga lima kepribadian secara mendetail. Bahkan, hasilnya juga dapat menjadi acuan kamu untuk memahami lebih dalam tentang minat, bakat, dan passion kamu, loh.
Tidak hanya sekadar introvert atau extrovert, hasil tes kamu dapat menjadi patokan untuk melihat prospek karir kamu ke depan dan jenis pekerjaan yang cocok untuk kamu nantinya. Daripada asal tebak seperti Spongebob, lebih baik percayakan kepribadian kamu dengan tes yang lebih akurat, kan?