Waspada Quiet Firing! Jangan Sampai Kamu Jadi Targetnya
Tempat Kerja | 29 Mar 2023 | By Dreamtalent Blog Writer
Waspada Quiet Firing! Jangan Sampai Kamu Jadi Targetnya

Summary. Selain istilah quiet quitting, quiet firing kini juga menjadi salah satu tren dunia kerja. Quiet firing atau pemecatan diam-diam adalah teknik pasif dan agresif yang dilakukan oleh manajer atau perusahaan untuk membuat karyawan merasa harus berhenti dari pekerjaannya. Tentu sebagai karyawan, kamu akan merasa dirugikan jika menjadi target quite firing. Untuk mengantisipasinya kamu dapat menjalin komunikasi dengan atasan, menunjukkan value kinerja dan pencapaian, serta memahami birokrasi perusahaan.

 

Expectation. Setelah membaca artikel ini, kamu akan mengetahui hal apa saja agar kamu dapat terhindar dari fenomena quite firing. 




Pernahkan kamu merasa mendapatkan tugas pekerjaan di luar kapasitasmu? Tidak diberi pujian saat menyelesaikan proyek? Tidak ada kenaikan gaji meski kamu sudah bekerja lama? Atau tiba-tiba kamu dikeluarkan dari proyek perusahaan?

 

Pernahkan kamu merasa mendapatkan tugas pekerjaan di luar kapasitasmu? Tidak diberi pujian saat menyelesaikan proyek? Tidak ada kenaikan gaji meski kamu sudah bekerja lama? Atau tiba-tiba kamu dikeluarkan dari proyek perusahaan?

 

Hati-hati, bisa jadi perusahaan kamu sedang quiet firing dan kamu pun menjadi salah satu targetnya. 

 

Setelah istilah quiet quitting menjadi tren di media sosial, muncul tren baru dunia kerja yaitu quiet firing. Quiet quitting merujuk pada aksi dimana karyawan melakukan pekerjaan seminimal mungkin atau dikenal sebagai aksi menolak budaya hustle culture. 

Lantas, Apa Itu Quiet Firing?

 

Mengutip dari The Entrepreneurs, quiet firing atau pemecatan diam-diam adalah teknik pasif dan agresif yang dilakukan oleh manajer atau perusahaan untuk membuat karyawan merasa harus berhenti dari pekerjaannya. 

 

Secara sederhananya, perusahaan sengaja membuat karyawan merasa tidak nyaman bekerja dan akhirnya memutuskan untuk resign. Ini tentu bentuk dari tindakan gaslighting. 

 

Mengutip dari The Entrepreneurs, quiet firing atau pemecatan diam-diam adalah teknik pasif dan agresif yang dilakukan oleh manajer atau perusahaan untuk membuat karyawan merasa harus berhenti dari pekerjaannya. 

Secara sederhananya, perusahaan sengaja membuat karyawan merasa tidak nyaman bekerja dan akhirnya memutuskan untuk resign. Ini tentu bentuk dari tindakan gaslighting.

 

Berikut adalah ciri-ciri kamu menjadi target quiet firing:

  • Kamu dikeluarkan dari proyek penting pekerjaan tanpa alasan.

  • Kamu tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan skill maupun leadership. 

  • Meski sudah bekerja lama, kamu tidak diberi kesempatan untuk naik gaji.

  • Tidak mendapatkan apresiasi atau pujian atas kerja keras. 

  • Kamu sengaja diberi beban kerja diluar kapasitas. 

  • Keberadaan kamu di kantor tidak dianggap.

  • Perusahaan tidak lagi memberi kamu feedback atau masukan. 

  • Hak kerja kamu seperti bonus, cuti, dan lain sebagainya dipersulit. 

Kenapa Perusahaan Melakukan Quiet Firing?

 

Perusahaan melakukan quiet firing bisa jadi karena berbagai alasan seperti mengalami masalah manajemen yang berdampak pada keuangan yang tidak stabil. Hal ini memaksa perusahaan untuk mengurangi biaya gaji karyawan tanpa harus melakukan PHK. 

 

Selain itu, quiet firing juga dapat dilakukan dengan alasan ingin mengurangi karyawan yang memiliki kinerja dan produktivitas buruk. Atasan atau manajer merasa tidak puas dengan pencapaian karyawan yang tidak sesuai ekspektasi. 

 

Kondisi perusahaan yang penuh dengan konflik kepentingan kekuasaan atau politik juga turut memberi motivasi untuk melakukan quite firing. Tidak jarang quite firing menjadi strategi perusahaan agar terhindar dari fenomena quiet 

Apa yang Harus Dilakukan Agar Kamu Tak Jadi Targetnya?



Tentu sebagai karyawan, kamu akan merasa dirugikan jika menjadi target quite firing. Kamu bisa mengalami  tekanan psikologis disebabkan karena lingkungan kerja yang semakin toxic dan hilangnya rasa kepercayaan kepada perusahaan. Namun, untuk mengantisipasinya kamu dapat melakukan beberapa hal berikut.



Tentu sebagai karyawan, kamu akan merasa dirugikan jika menjadi target quite firing. Kamu bisa mengalami  tekanan psikologis disebabkan karena lingkungan kerja yang semakin toxic dan hilangnya rasa kepercayaan kepada perusahaan. Namun, untuk mengantisipasinya kamu dapat melakukan beberapa hal berikut. 

1. Jalin Komunikasi dengan Atasan atau Manajer

 

Komunikasi menjadi kunci atas segala permasalahan. Jika kamu merasa atasan tidak puas dengan kinerja kamu atau terdapat konflik internal dalam tim, maka segeralah komunikasikan dengan atasan.

 

Tawarkan solusi dan apa saja yang dapat diperbaiki sehingga atasan merasa nyaman serta kamu pun tenang. Kamu bisa menjelaskan hal apa saja yang menjadi masalah dalam pekerjaan dan sampaikan keinginan atau harapan kamu demi kepentingan bersama. 

2. Tunjukkan Value Kinerja dan Pencapaian Kamu

 

Salah satu alasan quite firing adalah ketidakpuasan kinerja karyawan. Maka dari itu, tunjukkan bahwa kamu memiliki value lebih sehingga perusahaan akan tetap merasa worth it.

 

Bukti dari value adalah hasil. Tunjukkan pencapaian kamu selama bekerja dan bagaimana kamu bekerja keras selama proses tersebut. Hal ini akan membuat perusahaan memiliki alasan kuat untuk tetap mempertahankan kamu sebagai karyawan. 

3. Pahami Birokrasi Perusahaan & Cari Dukungan Sesama

 

Pahami birokrasi perusahaan dan apa saja kesempatan maupun peraturan kerja. Jika kamu mendapatkan tindakan sewenang-wenang yang merugikan, kamu bisa merujuk pada peraturan perusahaan untuk mendapatkan keadilan. 

 

Mencari dukungan sesama rekan kerja juga akan membuat kamu lebih kuat saat menghadapi fenomena quiet firing di kantor. 

Jika Memang Tak Terhindarkan, Jangan Bersedih!

 

Walau kamu sudah mengantisipasi quiet firing sedemikian rupa agar tidak menjadi target perusahaan, namun hal tersebut kadang tidak dapat terhindarkan. Siapa saja targetnya tentu di luar kendali kamu. 

 

Oleh sebab itu, janganlah kamu bersedih. Jika kamu terkena fenomena quite firing perusahaan, bukan berarti kamu tidak layak untuk dipertahankan. Bisa jadi ini hanyalah persoalan kecocokan antara budaya kerja kamu dengan company culture. 

 

Kamu pun berhak mendapatkan lingkungan kerja yang akan mendukung karier di masa depan. Walau menemukan tempat kerja yang sesuai dengan personality dan value diri tidak selalu mudah, namun kamu bisa mempersiapkannya dengan mengenal diri terlebih dahulu. 


Kamu bisa melakukan tes psikologi seperti yang ada di Dreamtalent untuk dapat mengenali gaya perilaku dan budaya kerja. Kamu juga bisa mengetahui hal apa saja yang menjadi kelebihan dan kelemahanmu sehingga bisa menjadi pertimbangan untuk memilih perusahaan sebagai tempat bekerja serta membangun karier.