Yuk, Kenali Tren Kerja WFA (Work From Anywhere)!
Tempat Kerja | 27 Sep 2022 | By Yehezkiel Faoma Taslim
Yuk, Kenali Tren Kerja WFA (Work From Anywhere)!

Summary. Semenjak pandemi, tren kerja WFA tidak hanya berfungsi guna menghentikan penyebaran virus, tetapi juga menjadi opsi bagi beberapa perusahaan. Di antaranya, bermanfaat karena mengurangi biaya perusahaan, mendukung work-life balance, dan kepuasan kerja itu sendiri. Namun tentu akan ada tantangan yang harus dihadapi, seperti karyawan yang merasa terisolasi, kesenjangan komunikasi, dan masalah manajemen proyek.

Expectations. Setelah membaca ini, diharapkan dapat mengetahui lebih jauh cara implementasi tren kerja WFA ke dalam perusahaan Anda.

 

Pandemi Covid-19 memaksa pergerakan teknologi untuk berkembang lebih pesat, begitupun manusia untuk bisa mengikutinya. Mulai dari proses belajar-mengajar, bekerja dengan metode Work From Anywhere (WFA), hingga seminar dijalankan secara virtual.

Meskipun akan selalu ada struggle dibalik ini semua, namun tidak punya pilihan lain selain beradaptasi dengan metode baru, untuk menghentikan penyebaran virus covid-19 dengan tetap menggerakan roda perekonomian.

Pertanyaannya adalah, apakah semua pekerjaan dan tanggung jawab bisa terselesaikan sesuai ekspektasi, dan tepat waktu tanpa harus berada di ruangan yang seharusnya?

Work From Anywhere (WFA): Apakah bisa?

Bicara tentang bekerja jarak jauh atau tren Work From Anywhere (WFA) yang tak berkesudahan, mungkin memiliki efek yang luas dan tidak pasti pada produktivitas serta perubahan teknologi dan manusia.

Seperti harus beradaptasi dengan beberapa alat, dan teknologi yang mendukung keberhasilan dari perubahan yang sangat cepat, diantaranya akses jarak jauh, kolaborasi visual, manajemen organisasi, berbagi data, dan banyak lagi.

Pemilik atau atasan dari perusahaan itu sendiri harus dapat mengelola proyek secara real-time, sementara juga dapat mengelola karyawan, berbagi dokumentasi, dan melakukan rapat tim secara virtual.

 

“Pada akhir tahun 2025, lebih dari setengah populasi dunia akan tunduk pada setidaknya satu program Internet of Behaviors (IoB)” -Gartner, 2020

 

Beberapa perusahaan membawa sistem kerja WFA ke tingkat berikutnya dengan mengintegrasikan virtual reality dan augmented reality ke dalam alur kerja jarak jauh, memungkinkan mereka untuk mengelola bisnis dengan lebih efisien.

 

Skala model sistem kerja WFA yang Anda terapkan bergantung pada beberapa faktor, termasuk budaya perusahaan Anda, industri tempat Anda bekerja, dan persyaratan teknis Anda.

 

Kesimpulannya, WFA bisa dilakukan selama Anda memiliki infrastruktur yang solid untuk mencegah downtime. Keberhasilan sistem WFA di perusahaan Anda juga tergantung pada seberapa baik karyawan Anda beradaptasi dengannya.

Manfaat bagi perusahaan

Tren WFA mengubah cara berpikir dan membuat keputusan, seperti memungkinkan perubahan paradigma besar. Dengan banyak manfaat yang mendukung bagi perusahaan, baik di bidang teknologi maupun non-teknologi lainnya, memberi karyawan Anda pilihan untuk bekerja secara WFA.

 

Berikut manfaat yang bisa Anda dapatkan jika menerapkan sistem kerja WFA:

 

Tren WFA mengubah cara berpikir dan membuat keputusan, seperti memungkinkan perubahan paradigma besar.

1. Pengurangan biaya

Sebagian besar perusahaan mempekerjakan karyawan terbatas karena kurangnya ruang tambahan di kantor. Dalam keadaan normal, mereka perlu ruang atau menyewa kantor tambahan untuk menampung karyawan baru.

 

Maka dari itu, manfaat utama dari tren WFA ini adalah penghematan yang signifikan dalam biaya operasional, seperti biaya pemeliharaan dan perbaikan harian, layanan, listrik, telepon, dan tagihan internet.

2. Mendukung work-life balance

Work-life balance telah berkembang menjadi lebih dari sekadar konsep yang menarik, karena bekerja berjam-jam di kantor menimbulkan dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental karyawan Anda.

 

Seperti menurunnya tingkat produktivitas dan kinerja itu sendiri, yang menyebabkan perusahaan Anda akan maju lebih lambat.

 

Dengan adanya WFA, karyawan Anda memiliki kendali penuh atas waktunya, dan itu dapat meningkatkan semangat serta tingkat fokus dalam bekerja. Sehingga akan lebih banyak kontribusi yang mereka berikan untuk perusahaan.

3. Kepuasan kerja

Ada dua tingkat kepuasan kerja: kepuasan kerja efektif dan kepuasan kerja kognitif. Kepuasan kerja yang efektif mengacu pada respons emosional keseluruhan individu terhadap pekerjaan. Kepuasan kerja kognitif mengukur seberapa puas seseorang dengan pekerjaannya, seperti  pendapatan, jam kerja, dan jaminan sosial.

 

Kepuasan kerja digambarkan sebagai perasaan karyawan merasa terlibat, dan puas dengan pekerjaan mereka. Kepuasan kerja datang ketika karyawan merasa tempat kerja mereka aman dan terjamin.

 

Pengaruh dari kepuasan kerja adalah perkembangan karir karyawan Anda, dan work-life balance  yang nyaman. Selain itu, kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh kemampuan karyawan untuk melakukan tugas-tugas penting, kualitas komunikasi, dan bagaimana manajemen Anda memperlakukan mereka.

Tantangan WFA

Perubahan yang sangat cepat, menjadi tantangan dan ketakutan tersendiri bagi pemilik perusahaan untuk menggunakan sistem kerja WFA, karena perlu menyadari beberapa tantangan kritis yang harus atasi.

 

Sebagian besar dari Anda mungkin cemas akan penurunan produktivitas karyawan, fokus dan kekompakan, khawatir tentang mempertahankan budaya perusahaan, serta kemampuan untuk membantu karyawan tumbuh.

 

Berikut tantangan yang harus Anda hadapi jika menggunakan sistem kerja WFA:

 

Perubahan yang sangat cepat, menjadi tantangan dan ketakutan tersendiri bagi pemilik perusahaan untuk menggunakan sistem kerja WFA, karena perlu menyadari beberapa tantangan kritis yang harus atasi.

1. Isolasi karyawan

Meskipun karyawan dapat bekerja dimana saja, namun banyak yang memilih bekerja dari rumah, akan tetapi mereka mungkin mengalami kesepian dan isolasi, yang dapat menyebabkan produktivitas lebih rendah atau lebih buruk.

 

Kesepian dapat secara langsung mempengaruhi kesehatan fisik dan menyebabkan masalah seperti tekanan darah tinggi dan obesitas, yang dapat mengakibatkan peningkatan biaya perawatan kesehatan bagi perusahaan.

 

Anda dapat membantu karyawan mengatasi perasaan kesepian dan isolasi, atau idealnya menghindarinya sama sekali, dengan sebagai berikut:

 

1. Berikan peluang koneksi

2. Rayakan kemenangan kecil

3. Latih manajer Anda untuk memimpin dengan empati

4. Mendukung kelompok sumber daya karyawan

5. Memahami bagaimana teknologi dapat berkontribusi pada isolasi

6. Prioritaskan praktik kesehatan mental yang baik

 

Dengan begitu, permasalahan isolasi karyawan Anda akan minim bahkan tidak terjadi sama sekali.

2. Kesenjangan komunikasi

Kesenjangan komunikasi di tempat kerja adalah kesalahpahaman informasi, atau kurangnya komunikasi dalam suatu organisasi. Fenomena ini dapat terjadi antara pemilik perusahaan dan karyawan, atau antar karyawan yang berbeda pangkat.

 

Komunikasi yang tidak efektif atau tidak ada dalam suatu organisasi dapat menyebabkan kesenjangan komunikasi di tempat kerja, dan masalah serius di kemudian hari. Untuk memperbaiki atau mencegah hal ini terjadi, Anda bisa mulai dengan membentuk budaya kerja yang positif.

 

Pertama dan paling utama, dengan memberikan rasa nyaman dan aman untuk saling terbuka dan berpikir rasional, dengan mampu memberi dan menerima kritik dan saran satu sama lain, guna kemajuan bersama akan perkembangan individu dan tim.

3. Masalah manajemen proyek

Manajemen proyek termasuk menangani penundaan, sumber daya yang tidak akurat, pembengkakan biaya dan klien yang sulit sehingga mempengaruhi employer branding Anda.

 

Alasan paling umum untuk ini adalah risiko tersembunyi yang muncul pada berbagai tahap proyek dan menggagalkan proyek. Faktanya, ini adalah tantangan terbesar dalam pekerjaan dengan sistem WFA.

 

Biasanya ini disebabkan karena manajemen risiko yang tidak memadai, cara mengatasinya dengan mengambil langkah-langkah strategis untuk meminimalkan risiko yang terjadi.

 

Dengan mengidentifikasi, menganalisis, dan memperkirakan risiko untuk setiap proyek, kemudian kembangkan rencana alternatif yang akan mengarah pada keberhasilan proyek.


Nah, untuk menghindari tantangan WFA yang lebih kompleks, pentingnya mencari kandidat yang sesuai budaya perusahaan Anda, dengan melakukan asesmen dari Dreamtalent dalam proses rekrutmen, agar Anda mendapatkan kandidat yang tepat sesuai kriteria perusahaan.