Hari yang tenang di kantor, dan kamu sedang mengerjakan urusanmu dengan damai. Tiba-tiba kamu dengar keributan dan suara meninggi di seberang. Walaupun kamu lega kamu tidak terlibat, cepat atau lambat kamu juga akan mengalami konflik di tempat kerja.
Untuk melihat dari sisi positifnya, konflik adalah bagian dari hidup yang tidak bisa dihindari. Dari perbedaan pendapat hingga debat besar-besaran, konflik itu natural, dibutuhkan, dan memberikan kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Namun jika diabaikan, konflik akan membesar menjadi sesuatu yang akan membuat hidup lebih sulit untukmu di dalam dan luar kerja. Jadi, bagaimana cara kamu mengatasi konflik di tempat kerja, apalagi jika kamu ada di tengah-tengahnya?
Apa yang menyebabkan konflik?
Untuk menanganinya, pertama kita harus mengerti apa itu konflik. Karena kita sudah mengerti rasanya saat berada dalam konflik, mari mencoba mengerti mengapa konflik bisa muncul pada awalnya.
Kesalahpahaman
Sudah seberapa sering orang merasa tersinggung karena kata-kata yang tidak dimaksud? Atau berapa kali orang sadar bahwa pertengkaran terlihat konyol setelah menjelaskan arti perkataan? Miskomunikasi atau kurangnya komunikasi adalah penyulut konflik yang paling populer. Seringkali apa yang dimaksudkan tidak disampaikan dengan baik atau dipahami dengan benar. Dan kadang, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.
Kepribadian yang bentrok
Apakah kepribadian yang berlawanan saling menarik? Tidak juga. Yang berlawanan akan melawan, terutama jika mereka ditempatkan untuk bekerja bersama. Gaya berbeda dalam berkomunikasi, bekerja, dan berpikir adalah lahan untuk konflik yang menunggu untuk terjadi, terutama ketika tidak ada dua kepribadian yang sama.
Kepribadian yang mirip
Uniknya, kita juga lebih cenderung untuk membentuk permusuhan dengan orang yang mirip dengan kita. Bagaimana caranya? Walaupun kemiripan mempermudah menjalin hubungan, itu juga mempermudah kita membandingkan diri dengan mereka — persaingan. Persaingan dalam tingkat yang sehat sangat berguna untuk membuat dirimu termotivasi, namun membuat saingan menjadi musuh bukanlah hal yang baik untuk kalian.
Kurang psychological safety
Psychological safety adalah ketika kamu merasa aman untuk menjadi rentan dan terbuka. Kurangnya psychological safety adalah sebaliknya: menghina ide orang lain atau mempermalukan mereka di depan publik hanyalah akan membuat konflik terjadi, terutama jika menjadi defensif dianggap lebih aman dibandingkan membuka diri dan mencoba rekonsiliasi.
Kecerdasan emosional rendah
Kecerdasan emosional (EQ) atau sederhananya empati adalah kemampuan untuk menyadari dan mengendalikan emosi. Jika tidak sadar pada apa yang orang lain akan rasakan karena perkataan atau tindakanmu, EQ yang rendah dapat dianggap sebagai tidak peka, dan ketidakmampuan dalam mengendalikan emosi dapat menghasilkan amarah; semua ini hanya akan membuat konflik terjadi.
Mengapa harus peduli tentang konflik?
Bahkan jika kamu ada orang yang tangguh atau bernilai rendah di Compliance dan tidak keberatan dengan konflik, tetap akan ada konsekuensinya bagi kamu (dan orang lain). Konflik yang tidak sehat dan tidak diselesaikan dengan baik akan membawa akibat buruk yang mempersulit hidup di dalam dan luar kerja.
How tough are ya?
Tidak baik untuk performa
Performa kamu sedan turun akhir-akhir ini, namun bagaimana bisa dihindari jika kamu tidak bisa berhenti memikirkan argumen dengan sainganmu kemarin, yang sekarang duduk di sampingmu? Walaupun sudah berlalu, konflik yang tidak diselesaikan dengan baik akan membuat kamu sulit untuk fokus dan memberi hasil yang baik jika energi habis hanya karena stres memikirkannya.
Tidak baik untuk kesehatan
Beban emosional dari konflik di atas tekanan dari kerja (dan hidup) akan menguras kamu secara mental dan fisik. Tidak mendapatkan tidur yang cukup, dan hilang nafsu makan karena stres hanyalah beberapa contoh. Semoga tekanan ini tidak akan menjadi sesuatu yang lebih buruk seperti depresi.
Tidak baik untuk karier
Tidak jarang ketika orang mengundurkan diri dan mencari pekerjaan baru hanya karena hubungan yang buruk dan penuh konflik. Gallup menemukan bahwa setengah dari karyawan pindah pekerjaan hanya untuk menjauhkan diri dari manajer. Sayang sekali jika karier yang baik harus dilepaskan hanya karena konflik.
Apa yang bisa dilakukan?
Hadapi konflik, dan jangan pura-pura tidak ada yang terjadi. Mengubur kepala di pasir dan mengabaikan konflik adalah cara yang termudah, dan juga yang terburuk. Melainkan, cari konflik (potensial) dan segera jinakkan sebelum meledak. Namun jika kamu sudah terlanjur terlilit di dalam konflik yang berlangsung, dunia masih belum berakhir.
Ingat: konflik hanyalah natural. Ini hanyalah bagian dari sifat manusia. Memang tidak nyaman, namun jika diatasi dengan benar, kamu dan orang lain akan dapat belajar sesuatu dari konflik di tempat kerja.
1. Duduk dulu
Pause dulu dan ambil napas. Kadang-kadang konflik dapat bereskalasi menjadi teriak-teriakan yang emosional, namun amarah itu tidak rasional dan kamu tidak akan dapat berpikir dengan jelas jika sedang marah. Jadi duduklah dan biarkan dirimu berpikir.
Ambil waktu lebih jika memang dibutuhkan. Kamu tidak ingin mengatakan sesuatu yang akan disesali dalam panasnya suasana. Setelah kamu (dan lawanmu) menenangkan kepala, kamu bisa maju ke langkah berikutnya untuk menyelesaikan konflik.
2. Definisikan masalah
Setelah kamu sudah tenang, coba pikirkan apa yang membuat konflik ini terjadi. Argumen ini terjadi tentang apa awalnya (atau sebenarnya)? Memahami penyebab yang sebenarnya akan berguna untuk menahan diri dari terbawa emosi (lagi) dan mempertahankan cara berpikir yang objektif.
Pertama, mengutarakan pikiranmu akan membantu situasi. Argumen mungkin berawal karena ada kolega yang membuat kesalahan, namun alasan sebenarnya adalah kamu kesal karena dia tidak pernah memberi usaha dari dulu. Kedua, berbicara dengan jujur tentang masalah akan memungkinkan kamu untuk move on dan menyelesaikan konflik ini dengan damai.
3. Panggil mediator
Idealnya, pada titik ini kamu dan dia sudah maju dan menjalankan langkah-langkah menuju resolusi. Namun jika kalian belum bisa membuat konflik ini maju sendiri, minta bantuan pihak lain untuk mediasi. Pihak ini bisa jadi seorang rekan kerja, manajer, atau sebagai pilihan terakhir, HR.
Pandangan yang adil dan objektif akan membantu kalian untuk bertemu di tingkat yang sama dan bekerja menuju resolusi, namun membawa pihak ketiga juga berarti mengeskalasi konflik. Jangan libatkan pihak lain kecuali benar-benar dibutuhkan, jadi cobalah untuk menyelesaikan ini hanya di antara kalian berdua.
4. Jadi pengertian
Konflik adalah dimana empati akan menjadi paling berguna. Apa maksudnya? Nah, jika kita bongkar konflik yang kamu alami (atau konflik dimana-mana), intinya adalah kepentingan yang berlawanan. Kamu tahu apa yang kamu inginkan. Tapi apakah kamu tahu apa yang dia inginkan? Dan mengapa harus kamu peduli apa yang diinginkan oleh lawan konflikmu?
Dengan menempatkan diri di sudut pandang mereka, kamu bisa menawakan solusi dimana kalian berdua bisa menang karena kamu dapat mengetahui apa yang sebenarnya mereka inginkan tanpa harus melibatkan mediator. Ketika mereka juga tahu bahwa kamu bersikap pengertian, mereka juga dapat lebih menerima usaha kamu dalam menyelesaikan konflik.
5. Tetap dewasa
Jika usaha kamu untuk menyelesaikan konflik dengan damai malah dipertemukan dengan sikap keras kepala yang tidak kooperatif, jangan menjerumuskan diri ke bawah tingkat itu. Tetap berwibawa dan ingat bahwa kamu sudah mencoba untuk menyelesaikan masalah dengan baik, dan lanjutkan hidup.
Pada titik ini, pilihan yang tersisa hanyalah untuk mengeskalasi masalah untuk menyelesaikannya, tapi orang-orang akan tahu bahwa kamulah yang membuat usaha jujur untuk perdamaian. Tidak semua konflik dapat diakhiri dengan mudah, namun setidaknya kamu tetap berkelas dalam mengatasinya.
Mencegah konflik
Cara yang mudah untuk mengerti orang lain adalah dengan mempelajari kepribadian mereka dan gaya mereka tersendiri dalam berkomunikasi dan bekerja. Dreamtalent juga dapat membantu kamu mengetahui komposisi tim yang tepat untuk memaksimalkan kerjasama dan meminimalisir konflik, dan kepribadian mana yang dapat melengkapi kekuatan setiap anggota tim.