Summary. Pelecehan verbal yang terjadi di kantor bukan hal asing. Beberapa orang menganggapnya hanya sebagai candaan dan guyonan saja. Akan tetapi, setiap perbuatan memiliki efek tersendiri. Sebagai HR, kewajiban Anda adalah menjaga lingkungan kerja agar tetap menjadi lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua karyawan tanpa melihat jabatan yang mereka miliki di perusahaan.
Expectations. Setelah membaca artikel ini, Anda akan mengetahui langkah utama yang harus diambil saat melihat pelecehan verbal di kantor.
Saat Anda melihat pelecehan verbal di kantor, apa reaksi pertama yang Anda miliki? Apakah Anda diam saja, atau langsung bertindak? Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan langsung saat melihat pelecehan verbal di hadapan mereka. Akan tetapi, sebagai HR, Anda diharuskan untuk mengambil tindakan tegas untuk melindungi karyawan di tempat kerja Anda.
Sebelum Anda memahami langkah apa saja yang harus dilakukan saat menghadapi situasi ini, alangkah baiknya jika Anda memahami jenis-jenis pelecehan verbal yang terjadi di kantor:
Jenis-Jenis Pelecehan Verbal di Kantor
-
Menyalahkan
Saat seseorang membuat korban berpikir bahwa pelecehan yang diterima merupakan kesalahan dari korban itu sendiri.
-
Gaslighting
Jenis pelecehan verbal emosional yang tersembunyi dan hampir tidak terlihat. Pelaku memanipulasi korban hingga ke tahap korban tersebut mempertanyakan kewarasan mereka.
-
Mengkritik Destruktif
Ketika seseorang memberikan sebuah kritik yang tidak membangun, dan kritikan tersebut terlihat sebagai hal yang disengaja. Pelaku memberikan kritikan yang bersifat untuk menjatuhkan dan menargetkan individu atau kelompok tertentu.
-
Menghakimi
Memandang rendah korban, menolak untuk menerima korban apa adanya, atau menempatkan korban dalam posisi yang mengharuskan mereka untuk mencapai standar tertentu.
-
Menghina
Cat-calling, cercaan, kata-kata yang meremehkan, mempermalukan seseorang di tempat umum, dan lainnya, merupakan jenis-jenis penghinaan verbal. Hal ini dilakukan pelaku untuk menyakiti dan menyerang self-esteem korban, sehingga korban mempertanyakan dirinya sendiri apakah ia pantas untuk bekerja di tempat tersebut.
-
Mengancam
Ancaman dilakukan pelaku untuk menakuti, mengontrol, dan/atau memanipulasi korban sehingga korban tidak memiliki pilihan lain selain menuruti keinginan pelaku.
Atasi Pelecehan Verbal di Kantor
Memiliki toxic workplace adalah hal yang dihindari semua orang. Berada di kondisi seperti ini bisa membuat karyawan Anda kehilangan produktivitas kerja, burnout, dan perasaan tidak aman saat sedang berada di lingkungan kerja.
Meskipun kantor Anda adalah tempat kerja yang menyenangkan untuk para karyawan, hal ini tetap penting untuk dipahami. Karena, rasa aman yang dirasakan hari ini belum tentu akan bertahan di hari esok. Dan juga, sebagai HR, Anda adalah tujuan utama para karyawan saat hal yang tidak menyenangkan terjadi pada mereka. Memahami bagaimana mengatasi pelecehan verbal di kantor adalah hal krusial, agar Anda dapat mengetahui langkah apa yang Anda bisa lakukan untuk mengatasi dan menghentikan hal ini.
Minta Karyawan Anda untuk Speak Up
Saat karyawan Anda menjadi korban pelecehan verbal, karyawan Anda belum tentu merasa nyaman untuk mendiskusikan hal ini dengan pelaku. Sebagai HR, Anda harus menjadi pihak netral yang menengahi keduanya untuk membahas dan menyelesaikan masalah tersebut.
Meskipun begitu, saat salah satu karyawan Anda bukan seorang korban dalam sebuah kasus pelecehan, terdapat kemungkinan karyawan tersebut menjadi seorang saksi. Dalam kasus tertentu, karyawan tersebut bisa memulai untuk memberikan bantuan pada korban. Sebagai contoh, karyawan yang menjadi saksi bisa membantu korban dengan cara membuat atasan dan HR menindaklanjuti masalah ini.
Buat Karyawan Anda Merasa Aman
Tidak semua korban merasa aman saat melaporkan kejadian yang menimpa mereka. Pastikan Anda memiliki jalur yang aman untuk para korban agar mereka bisa melaporkan pelecehan yang terjadi tanpa mengancam keselamatan mereka. Anda bisa membuat form surat tersendiri untuk menyampaikan pengaduan secara anonim, sehingga identitas korban tetap aman dan terjaga kerahasiaannya.
Buat Peraturan yang Menguntungkan Karyawan
Di Indonesia, terdapat Pasal 315 KUHP yang berbunyi “Tiap-tiap penghinaan dengan sengaja yang tidak bersifat menista atau menista dengan tulisan, yang dilakukan kepada seseorang baik ditempat umum dengan lisan, atau dengan tulisan, maupun dihadapan orang itu sendiri dengan lisan atau dengan perbuatan, begitupun dengan tulisan yang dikirimkan atau diterimakan kepadanya, dihukum karena penghinaan ringan, dengan hukuman penjara selama-lamanya empat bulan dua minggu atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 4.500.”,
Adanya pasal tersebut bisa menjadi panduan Anda sebagai HR untuk membantu korban pelecehan verbal yang terjadi di kantor Anda. Perusahaan harus memulai membuat peraturan yang membuat karyawan merasa aman dan nyaman saat bekerja. Setiap karyawan yang bekerja di dalamnya harus diperlakukan secara baik, terhormat, dan profesional.
Anda bisa memulai membuat batasan-batasan dan jenis-jenis pelecehan verbal yang tidak bisa ditoleransi di kantor, dan menyebarkan hal ini ke seluruh pihak yang bekerja di perusahaan. Perjelas juga apa saja konsekuensi yang akan menanti pelaku jika melanggar peraturan-peraturan tersebut.
Dengan Siapa Anda Bekerja?
Kenali siapa dan individu seperti apa rekan kerja Anda di tempat kerja. Sebelum Anda menerima karyawan untuk menjadi anggota baru perusahaan, Anda harus memahami karakteristik dan sifat mereka. “Apakah mereka adalah seseorang yang cocok dengan budaya perusahaan?”, “Apakah mereka pribadi yang bisa bekerja sama dengan orang lain?”, “Apakah mereka bisa menghargai orang lain?”. Anda bisa melakukan assessment yang ada di Dreamtalent untuk mengenali kepribadian, bahkan risiko toxic setiap orang. Sebagai HR, sudah merupakan kewajiban Anda untuk menjaga lingkungan kerja agar setiap karyawan yang bekerja di dalam perusahaan merasa aman dan nyaman.