Summary. Toxic productivity adalah kondisi tidak sehat saat seseorang merasa harus terus produktif tanpa henti. Artikel membahas gejala orang yang mengalami toxic productivity dan beberapa cara untuk mengatasinya.
Expectations. Setelah membaca artikel ini, kamu akan mengetahui apa itu toxic productivity, tanda-tandanya, dan cara mengatasinya.
Sejak pandemi melanda, semua orang berlomba-lomba untuk tetap produktif meskipun di rumah saja. Namun, produktif yang berlebihan juga dapat menyebabkan dampak negatif. Hal ini disebut toxic productivity.
Pada dasarnya, toxic productivity adalah kecenderungan yang tidak sehat untuk menjadi produktif setiap saat. Kamu selalu ingin “go the extra mile” di tempat kerja atau pun di rumah secara berlebihan.
Kamu hanya melihat apa yang belum dilakukan, bukan apa yang sudah dicapai.
Apakah kamu selama ini menderita dari toxic productivity? Kenali dengan tanda-tanda berikut.
Bekerja hingga mengabaikan kesehatan atau hubungan pribadi
Menjadi seseorang yang tekun dan memiliki tekad dalam mengerjakan sesuatu memang mengagumkan.
Namun, jika saat melakukan hal tersebut kamu mengabaikan kebutuhan dasar manusia seperti makan, minum, tidur, atau pergi ke kamar mandi, maka etos kerjamu adalah toxic productivity yang terselubung.
Pada saat yang sama, orang-orang terdekatmu juga mulai berkata bahwa kamu “selalu bekerja” dan “tidak pernah ada” yang berarti mereka berharap kamu meluangkan waktu untuk mereka.
Jika pekerjaanmu sudah membuatmu burn out, mengancam kesehatan, dan mengganggu hubunganmu dengan orang-orang terdekat, maka kamu telah mengalami toxic productivity.
Merasa bersalah saat beristirahat
Jika kamu mengalami toxic productivity, kamu mungkin kesulitan untuk memiliki “me time” saat sedang tidak bekerja. Ketika beristirahat atau memberi diri sendiri hari libur, kamu mungkin merasa bersalah.
Kamu juga tidak jarang merasa gelisah atau hampa ketika hening, bermain, atau hal-hal yang kamu sebut sebagai kegiatan yang “tidak produktif”.
Hal terburuknya adalah, kamu merasa lebih rendah ketika kamu tidak menghasilkan, menciptakan, atau terganggu dengan membandingkan dirimu dengan orang lain yang lebih produktif.
Jika kamu merasakan dua kondisi di atas, kamu harus segera keluar dari jeratan toxic productivity tersebut dengan cara-cara berikut.
Cara Mengatasi Toxic Productivity
1. Buat goals yang realistis
Saat membuat goals, pertimbangkan segala situasi dan kondisi yang sedang kamu alami sekarang.
Misalnya, kamu adalah seorang content creator yang sebetulnya sudah sangat lelah, tapi kamu tetap memaksakan diri untuk memenuhi goals membuat 3-4 video perhari. Hal ini membuat kamu tidak cukup istirahat, bahkan lupa untuk makan.
Jika kamu sedang merasa kewalahan dalam bekerja sehingga tidak bisa menjaga work-life balance, membuat goals yang realistis akan membantumu keluar dari jeratan toxic productivity ini.
Goals realistisnya adalah kamu bisa membuat 1-2 video perhari dengan kualitas yang lebih baik.
Mengurangi beberapa to-do-list perhari tidak akan membuatmu menjadi tidak produktif. Kamu bisa tetap tampil baik dan produktif jika mengerjakan tugas yang ada dengan maksimal.
2. Istirahat adalah hal yang penting
Istirahat adalah kebutuhan. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang cukup beristirahat akan jauh lebih produktif daripada mereka yang tidak.
Maka dari itu, ingat kembali bahwa beristirahat bukan pertanda bahwa kamu orang yang lemah. Justru dengan beristirahat, kamu bisa menjalani hidup produktif yang sehat dan tidak lagi mengalami toxic productivity.
3. Berlatih mindfulness
Mindfulness adalah cara yang bisa membantumu untuk terhubung dengan dirimu sendiri dan “hadir” dalam momen saat ini.
Dengan mindfulness, kamu bisa menyadari apa yang tubuh dan pikiranmu butuhkan.
Jika selama ini pikiranmu selalu sibuk, mencoba mindfulness akan membuatmu bisa menyadari bahwa mungkin kamu merasa tubuhmu kurang sehat karena makan tidak teratur dan kurang minum air mineral. Bahkan menyadari bahwa hubunganmu dengan orang-orang terdekat menjadi renggang karena kamu terlalu fokus bekerja.
Maka dari itu, kamu bisa mulai berhenti atau mengurangi melakukan hal-hal yang secara tidak sadar mengganggu kesehatan fisik dan mentalmu yang diakibatkan oleh toxic productivity.
4. Dengarkan orang terdekat
Mintalah bantuan orang-orang terdekatmu sebagai pengingat ketika kadar toxic productivity-mu semakin parah.
Pastikan bahwa mereka adalah orang-orang yang kamu percaya dan benar-benar peduli kepadamu.
Ketika mereka mengatakan bahwa kamu terlalu banyak bekerja dan perlu istirahat, jangan denial dan dengarkan mereka.
5. Terapkan batasan yang jelas
“Aku akan menerapkan batasan!”
Terapkan batasan yang jelas dengan membuat peraturan yang harus kamu taati oleh dirimu sendiri. Misalnya:
- Beristirahat setiap 2 jam sekali
- Makan 3 kali sehari
- Bekerja maksimal 40 jam/minggu
- Bertemu orang-orang terdekat minimal 1 minggu sekali
- …dan masih banyak lagi.
Tanya Dirimu Sendiri
Tanyakan kepada dirimu sendiri mengapa kamu mengalami toxic productivity ini. Apakah kamu terus ingin merasa produktif untuk menemukan diri sendiri dan potensimu sehingga merasa bersalah ketika tidak sedang berkegiatan?
Jika ya, maka kamu harus mulai dengan menemukan dirimu sendiri terlebih dulu. Tes psikometri di Dreamtalent bisa membantumu menemukan diri sendiri, potensi, bahkan gaya bekerja serta karier yang cocok untukmu.
Semoga setelah ini, kamu benar-benar produktif dan bukan toxic productivity ya!