Summary: HR dan pemimpin perusahaan memiliki peran penting karena memiliki kendali dan power untuk mencegah dan memberhentikan tindakan bullying dengan memberikan sanksi tegas kepada pelaku.
Expectations: Setelah membaca artikel ini, Anda akan paham bagaimana cara menciptakan budaya kerja untuk mencegah tindakan bullying di tempat kerja sehingga dapat membantu Anda menyusun kebijakan dan kegiatan pencegahan bullying.
Artikel ini merupakan series dari artikel sebelumnya yang membahas mengenai pencegahan pelecehan seksual di lingkungan kerja.
Semua perusahaan bertanggung jawab untuk menciptakan budaya kerja yang saling menghargai dan menghormati karyawannya. Tentunya hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghentikan bullying dan kekerasan di tempat kerja. Setiap orang berhak untuk merasa nyaman dan tenang di tempat kerja.
Sayangnya, perundungan bukan hanya terjadi di sekolah saja, tetapi juga bisa terjadi di segala usia dan lingkungan, salah satunya yaitu tempat kerja. Perundungan dan pelecehan dapat dilakukan oleh banyak orang, bisa dari atasan, manajer, rekan kerja, bahkan klien yang bekerja sama dengan Anda. Namun pada akhirnya, tidak seorang pun boleh diperlakukan secara kasar di tempat kerja.
Jenis-Jenis Bullying
Perundungan Verbal
Tindakan perundungan ini dilakukan dengan mengintimidasi korban menggunakan kata-kata dengan tujuan menghina, mengejek, mengancam, entah itu secara langsung maupun tertulis. Misalnya, menyampaikan hal yang memalukan mengenai rekan kerja di depan atasan atau klien penting.
Perundungan Fisik
Tindakan bullying ini dilakukan dengan cara menyakiti tubuh sang korban yang mengakibatkan luka kecil ataupun berat sehingga menimbulkan efek jangka pendek maupun jangka panjang. Contohnya seperti mencubit, memukul, menjambak, mendorong, dan menendang.
Perundungan Sosial
Jenis perundungan yang satu ini menyebabkan rusaknya reputasi atau hubungan seseorang. Misalnya, menyebarkan rumor palsu terhadap rekan kerja atau mengucilkan seorang karyawan.
Perundungan Seksual
Tindakan bullying yang berujung menjadi tindakan kekerasan dan pelecehan seksual merupakan hal yang sering ditemui. Biasanya para pelaku bullying tersebut akan melakukan catcalling, menyentuh, dan mempermalukan korban dengan tindakan pelecehan secara seksual.
Cyberbullying
Cyberbullying adalah perilaku perundungan yang menggunakan teknologi digital atau dunia maya. Misalnya, menyebarkan berita yang tidak benar dan mengunggah video atau foto yang tak pantas di media sosial atau secara online. Ada sebanyak 43,2% karyawan yang melakukan remote working mengalami cyberbullying saat melaksanakan virtual meeting.
Mengapa Bullying Bisa Terjadi?
Banyak yang tidak menyadari bahwa bullying bisa terjadi karena orang-orang di lingkungan sekitar terbiasa mentoleransi candaan yang menyinggung, baik itu melalui ucapan maupun tindakan. Dari bercandaan tersebut bisa berubah menjadi bibit bullying yang jika dibiarkan terus menerus, orang-orang akan bercanda jadi lebih parah lagi.
Mengapa? Karena orang-orang akan menganggap hal tersebut biasa. Jika hal tersebut tidak segera ditanggapi oleh pemimpin, maka tindakan bullying tersebut akan dianggap hal normal bagi karyawan Anda.
Selain itu, perundungan juga bisa terjadi dengan tujuan untuk menghancurkan karier sang korban. Maka dari itu, sangat penting untuk mencari tahu motif dari para pelaku bullying tersebut sehingga bisa melakukan tindakan pencegahan.
Siapa Yang Sering Menjadi Pelaku Bullying Di Kantor?
Menurut data statistik yang dikeluarkan oleh The Workplace Bullying Institute (2017), laporan tersebut menunjukan bahwa 65% pelaku bullying di tempat kerja adalah bos atau manajer. Berarti ada banyak orang yang menggunakan posisi atau jabatan yang lebih tinggi untuk melakukan perundungan terhadap karyawan baru atau bawahannya. Perilaku penyalahgunaan wewenang ini perlu ditindak lanjuti. Tentunya, hal tersebut akan merusak work culture budaya perusahaan yang sudah Anda bangun sebelumnya dan perlahan akan menghancurkan berbagai aspek perusahaan lainnya.
“Leadership is not bullying and leadership is not aggression. Leadership is the expectation that you can use your voice for good. That you can make the world a better place.” - Sheryl Sanberg
Bagaimana Cara Mencegah Bullying Di Kantor Anda?
Bullying bisa terjadi pada siapa saja baik itu atasan (senior), bawahan (junior), sesama rekan kerja atau bahkan sekelompok orang melakukan bullying secara bersamaan terhadap satu individu. Berikut ini 5 upaya yang bisa Anda lakukan untuk mencegah dan menghentikan tindakan bullying di tempat kerja.
Gali Informasi Dengan 360-Degree Evaluation Dan Climate Surveys
Sering kali banyak orang yang tidak menyadari bahwa ternyata terjadi tindakan bullying di sekitarnya sehingga Anda beserta tim, sebagai HR harus berusaha menjadi lebih peka terhadap tanda-tanda bullying. Anda bisa menggali informasi tersebut dengan menggunakan 360-degree evaluation dan climate surveys. Kedua cara tersebut sangat cocok untuk kasus bullying yang terjadi pada bawahan atau junior.
Bagi Anda yang belum tahu, 360-degree evaluation merupakan sebuah metode pemberian feedback yang memberikan kesempatan kepada karyawan, tim, atau manajer untuk mendengar pendapat dari berbagai orang yang bekerja dengan mereka. Tujuan dari evaluasi ini adalah agar setiap orang dapat memahami kinerja mereka berdasarkan perspektif yang beragam, serta mengasah kemampuan dan meningkatkan area pertumbuhan.
Sedangkan, climate surveys adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengumpulkan dan menilai pendapat, perasaan, persepsi, dan harapan karyawan mengenai berbagai faktor yang berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan perusahaan, seperti peluang untuk berkembang, manajemen, hubungan kerja dan lingkungan, dan lain-lain.
Terlebih lagi, baik bagi korban bullying atau saksi sering mengalami ancaman dari sang pelaku sehingga kedua cara tersebut akan sangat membantu Anda menemukan informasi-informasi secara tersirat. Jadi, Anda beserta tim harus membaca hasil feedback tersebut dengan teliti untuk mencari pesan-pesan tersirat tersebut.
Adakan Pelatihan Pengembangan Diri
Seorang manajer atau atasan juga bisa menjadi sasaran empuk bagi para pelaku bullying. Anda bisa mengadakan kegiatan pengembangan diri yang dapat melatih jiwa kepemimpinan, kepercayaan diri, dan bagaimana cara mengambil suatu keputusan dalam kondisi yang sulit.
Kegiatan pengembangan diri tersebut akan membantu karyawan khususnya manajer dalam menangani karyawan atau rekan kerja yang tidak sopan, manipulatif, dan agresif. Selain itu, hal tersebut akan membantu karyawan Anda untuk berani speak up terhadap diri sendiri ataupun orang lain, entah itu dalam konteks bullying maupun tindakan kekerasan yang lainnya.
Evaluasi Kembali Bagaimana Cara Perusahaan Merespon Setiap Karyawan
Biasanya bullying terjadi karena adanya rasa iri dari antar sesama rekan kerja. Misalnya, bagaimana cara atasan memperlakukan bawahan dengan cara yang berbeda meskipun posisi atau performa kerja dari kedua karyawan tersebut sama. Jadi, baik HR ataupun manajer harus memperhatikan bagaimana cara Anda memperlakukan karyawan lain dari mulai pemberian bonus ataupun respon terhadap performa kinerja karyawan Anda.
Kegiatan Yang Mempererat Hubungan Antar Karyawan
HR bisa mengadakan acara bonding untuk menjaga hubungan antar karyawan tetap baik dan semakin dekat. Misalnya, mengadakan makan siang bersama di luar kantor, meeting di luar kantor, mengadakan momen spesial, atau pergi liburan bersama.
Selain itu, acara bonding juga bisa menumbuhkan sense of belonging setiap karyawan. Hal tersebut akan berpengaruh juga pada penurunan turnover rate perusahaan Anda.
Memaksimalkan Proses Rekrutmen Kandidat
Menemukan karyawan yang sesuai dengan work culture atau budaya perusahaan bukanlah hal yang mudah. Namun, Anda bisa menyediakan proses rekrutmen yang efektif untuk dapat mengenali calon karyawan Anda.
Dengan melakukan tes psikometri di Dreamtalent, akan memudahkan Anda menemukan kandidat yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.