Melindungi Whistleblower di Lingkungan Kerja
Tempat Kerja | 18 May 2022 | By Yehezkiel Faoma Taslim
Melindungi Whistleblower di Lingkungan Kerja

Summary. Whistleblowing yang dilakukan oleh suatu pihak dapat membantu menjaga keamanan dan kenyamanan di lingkungan kerja. Meskipun begitu, potensi untuk mendapatkan retaliation sebagai dampak dari melaporkan perbuatan ilegal dapat mengancam keamanan dari whistleblower itu sendiri. Maka dari itu, perlindungan untuk whistleblower merupakan hal krusial yang harus dilakukan oleh berbagai pihak.

Expectations. Setelah membaca artikel ini, Anda dapat mengetahui langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk melindungi whistleblower di lingkungan kerja Anda.

 

Tidak selamanya semua hal berjalan lancar di lingkungan kerja. Terkadang, Anda harus dihadapkan dengan kondisi-kondisi tertentu yang membuat tidak nyaman, dan juga kondisi ini memaksa Anda untuk mengambil keputusan untuk speak up. Akan tetapi, melaporkan kejadian-kejadian yang tidak etis di lingkungan kerja tidak semudah yang kita pikirkan. Meskipun hal ini bertujuan untuk membasmi perilaku tidak senonoh yang dilakukan di lingkungan kerja, tentunya hal ini juga bisa membawa dampak negatif bagi si pelapor, atau yang biasa disebut whistleblower.

Lalu, apakah Anda pernah terjebak dalam situasi yang mengharuskan Anda menjadi seorang whistleblower? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, alangkah baiknya jika Anda memahami definisi dari kata tersebut. Menurut ILO (2019), whistleblowing adalah perbuatan yang dilakukan seseorang untuk memberikan informasi mengenai tindakan ilegal, amoral, dan/atau terlarang yang dilakukan seseorang/kelompok yang dapat mempengaruhi kestabilan tempat kerja.

Selain itu, salah satu efek paling nyata dari tindakan whistleblowing adalah retaliation. Retaliation sendiri dapat diartikan sebagai serangan balik yang bersifat membahayakan yang dilakukan terhadap ancaman yang asli. Dalam konteks ini, retaliation berdefinisi sebagai hukuman yang dijatuhkan pada seorang karyawan atas laporan tindakan perbuatan ilegal yang dilakukan oleh orang lain. Hal ini tentu saja dapat membahayakan bagi whistleblower yang hanya ingin menjaga kestabilan dan keamanan di tempat kerja.

Sebagai contoh, Pemerintah Irlandia (2010, 2014) mendefinisikan contoh-contoh perbuatan retaliation kepada whistleblower, seperti:

  1. Pemindahan tempat kerja, penurunan gaji, atau perubahan jam kerja.

  2. Pemberian denda, dan/atau sanksi tertulis kepada whistleblower.

  3. Perlakuan tidak adil dan semena-mena tanpa alasan.

  4. Pengancaman yang berisi intimidasi, dan pelecehan.

  5. Perlakuan diskriminatif.

  6. Intimidasi, dan pelecehan.

  7. Perlakuan diskriminatif.

 

Pentingnya Whistleblower untuk Keberlangsungan Perusahaan

Anonimitas merupakan hal krusial bagi whistleblowers, sehingga mereka tidak perlu berhadapan dengan perlakuan retaliation saat melaporkan kejadian ilegal

Para whistleblower merupakan pihak yang krusial dalam menjaga keamanan dan kelancaran lingkungan kerja sehingga semua pihak yang bekerja di dalamnya tetap memiliki rasa aman dan nyaman. Whistleblowers memiliki peran penting untuk melaporkan perbuatan-perbuatan ilegal yang dilakukan seseorang dan/atau sebuah pihak tertentu agar hal-hal seperti ini tidak terulang lagi (Chevarría and Silvestre, 2013).

Salah satu contoh kasus yang terjadi adalah saat Dr. Eric Ben-Artzi melaporkan pelanggaran keamanan yang dilakukan oleh Deutsche Bank di tahun 2012. Dr. Ben-Artzi menemukan bukti bahwa pihak Deutsche Bank tidak kompeten dalam melaporkan nilai dari credit derivatives portofolio secara tidak akurat. Dari laporan ini, pihak Deutsche Bank didenda sebanyak USD 55 juta.

Melindungi Whistleblower di Perusahaan Anda

Membungkam whistleblower dapat terjadi saat kerahasiaan identitas pelapor tidak terjaga dengan baik.

Pembungkaman whistleblower oleh pihak terlapor dalam laporan whistleblowing.

Membuat Hotline Khusus

  • Membuat jalur khusus dan aman untuk karyawan yang ingin melaporkan tindakan ilegal.

  • Merahasiakan identitas pelapor untuk menghindari retaliation di masa depan.

  • Mensosialisasikan eksistensi hotline tersebut kepada seluruh karyawan, dari tingkat teratas hingga paling bawah, agar setiap orang mengetahui bahwa mereka memiliki hak untuk melapor.

Menyelenggarakan Pelatihan Mengenai Whistleblowing

  • Menetapkan pelatihan perihal whistleblowing dan anti-retaliation merupakan hal wajib untuk diikuti setiap karyawan.

  • Memahami dan mempelajari hal-hal (pengetahuan, kemampuan, dan alat) yang dibutuhkan untuk mencegah, melaporkan, dan menyelesaikan ancaman, bahaya, dan pelanggaran.

  • Membuat peraturan perusahaan untuk melindungi whistleblower.

  • Memastikan bahwa seluruh lapisan karyawan memahami pentingnya melaporkan tindakan ilegal yang terjadi di lingkungan kerja.

  • Memahami bahwa karyawan juga memiliki hak untuk melaporkan perbuatan ilegal kepada pihak internal, seperti, atasan (HR, Supervisor, atau Manajer); pihak eksternal (Pers/Media, Pihak Berwajib, atau Pemerintah).

Menegakkan Disiplin bagi Pelaku Retaliation

Perusahaan harus membuat beberapa regulasi yang mengatur retaliation, antara lain:

 

  • Memberikan contoh konsekuensi yang akan dihadapi karyawan jika ada yang melakukan pelanggaran dan memberikan retaliation kepada pelapor. Adapun langkah yang bisa diambil untuk menyikapi hal ini adalah:

  1. Membuat pengumuman terbuka perihal pemecatan karyawan yang melakukan retaliation (tanpa melihat jabatan karyawan tersebut, termasuk CEO). Sehingga, hal ini dapat mengirimkan pesan kepada seluruh karyawan bahwa perusahaan tidak mentolerir perbuatan retaliation, dan juga sebagai peringatan untuk mereka yang berniat melakukan hal yang sama.

  2. Mencabut sertifikasi bagi para HR yang berpihak pada atasan yang melakukan retaliation, yang merupakan tindakan yang tidak bisa ditolerir dalam praktik profesi HR.

  • Membuat peraturan “zero-tolerance” perihal retaliation. Hal ini dapat membantu pihak HR agar memiliki wewenang untuk memberikan ganjaran yang setimpal terhadap pelaku retaliation guna melindungi whistleblower.

Membangun Lingkungan Kerja yang Sehat dan Aman

Menciptakan sebuah lingkungan yang aman bagi untuk seluruh lapisan karyawan agar keamanan dan kenyamanan di tempat kerja bisa tetap terjaga. Rasa aman yang dimiliki karyawan dapat menghapus rasa takut akan implikasi yang akan didapatkan saat mereka memilih untuk melayangkan laporan. Selain itu, lingkungan kerja yang sehat dan aman dapat meminimalisir kebutuhan seseorang untuk menjadi whistleblower (dengan kata lain, lingkungan yang sehat dan aman dapat mengurangi potensi kejadian ilegal dan perlakuan retaliation).

Asesmen psikometri dari Dreamtalent dapat membantu Anda dalam menyeleksi calon kandidat dari kecenderungan yang dapat membuat lingkungan kerja menjadi toxic, dan juga membantu Anda dalam membangun budaya kerja yang cocok untuk perusahaan Anda. Sehingga, budaya kerja yang positif dapat terjaga dan terbangun.