Demi Kesehatan Mental, Kenali Work Culture Kamu!
Pengembangan Diri | 10 May 2022 | By Yehezkiel Faoma Taslim
Demi Kesehatan Mental, Kenali Work Culture Kamu!

Summary. Siapapun berhak untuk mendapatkan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental mereka, karenanya perlu untuk kita memahami lingkungan kerja kita sendiri dengan memulainya dari diri sendiri. Memahami tentang kelayakan kita dan hak-hak kita sebagai karyawan serta tidak takut mengkomunikasikan segala bentuk kritik atau saran kepada HR juga menjadi kontribusi kita untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah terhadap kesehatan mental karyawan.

Expectations. Setelah membaca artikel ini, kamu bisa menilai bagaimana work culture yang ada di kantor kamu dapat berdampak terhadap kesehatan mental yang kamu miliki.

Seorang wanita yang mengeluh mengalami stress dan mengganggu kesehatan mentalnya

Mungkin, sudah sering kita mendengar kata orang bahwa kita perlu memprioritaskan kesehatan mental kita dibandingkan apapun. Tentu pernyataan itu bukanlah hal yang salah, terutama ketika kesehatan mental memiliki dampak yang besar dalam keseharian kamu. Tidak hanya tentang bagaimana kamu menjadi pribadi yang baik di lingkungan keluarga, namun dengan keseharian kantor pun, kesehatan mental menjadi hal yang perlu diperhatikan. 

Bicara mengenai kesehatan mental khususnya dalam lingkungan kantor, kedua hal ini bersifat saling berkesinambungan. Lingkungan kantor atau yang juga kita sebut sebagai work culture memiliki peranan yang besar terhadap kesehatan mental kamu. Mungkin sesekali terdengar sepele, benar. Bagaimana bisa lingkungan yang bersifat formal punya peran penting dalam hidup kamu secara mental?

Nih, mari kita ambil contoh. Suatu hari, Ciput sedang sibuk scrolling TikTok di tengah jam istirahat. Harusnya, Ciput mendapatkan kebebasan untuk melakukan apapun di jam-jam tersebut. Tapi, ada saja teman-teman Ciput yang julid dan menyindir Ciput yang asyik dengan gawainya itu. 

Sumpah, hari gini lo masih main TikTok? Mending lo ngerjain deh tugas yang tadi. Gak produktif banget, cih.

Seorang wanita yang berjalan di lorong dan banyak orang berbicara tentang dirinya

Terdengar seperti ocehan belaka, namun apabila Ciput mengalami hal itu terus menerus, secara tidak langsung Ciput mengalami bullying. Ditambah dengan kondisi kantor dan karyawan lain yang membiarkan itu terjadi—membentuk sebuah budaya yang mana di kantor tersebut memang membiarkan adanya tindakan untuk saling merendahkan karyawannya satu sama lain. Padahal, Ciput cuma buka TikTok, lho. 

Hal-hal seperti itu, meskipun mungkin bukan bagian yang berdampak langsung secara kondisi perusahaan, namun dapat mengganggu mental seseorang. Nah, apakah kamu sendiri pernah mengalami hal tersebut ketika sedang bekerja? Adakah perasaan yang membuat kamu nggak sreg dengan sesama karyawan, atau bahkan perkara jam kerja yang terlalu hectic dan membuat kamu merasa dikekang di perusahaan kamu? Coba tanyakan kepada dirimu, sudahkah kamu memahami work culture yang ada di lingkungan pekerjaan kamu?

Mulai Dari Diri Sendiri

Belajar untuk mencintai diri sendiri menjadi kunci utama dalam memahami kelayakan dirimu

Love yourself before you start to love others.

Ketika ingin memahami bagaimana kamu diposisikan oleh orang lain di lingkungan kerja, semua dimulai dari diri kamu sendiri. Bagaimana kamu memandang dirimu di kantor selama ini? Manusia pada dasarnya memiliki sifat pride atau harga diri. Akan ada masa-masa dimana kamu mempertanyakan, layakkah aku diperlakukan seperti ini

Saat kamu memahami ada yang salah dengan work culture tempat kamu bekerja, kamu akan mulai menyadari hal tersebut lebih dalam ketika kamu memahami dirimu sendiri. Bahasa gaulnya sih, love yourself. Dengan kamu mencintai dirimu sendiri, kamu mulai sadar hal-hal yang seharusnya kamu terima. Think of the things that you deserve, bukan sekadar hal-hal yang kantor kamu merasa kamu cukup menerima itu. 

Pada akhirnya, banyak yang menyadari bahwa lingkungan kerja mereka toxic ketika mereka sadar bahwa sesungguhnya kepribadian mereka worth lebih tinggi dari apa yang telah dilakukan oleh kantor mereka sendiri.

Komunikasikan dengan HR

Seorang wanita yang mengeluh bahwa ia mengerjakan hal sebagaimana harusnya, namun tetap mendapatkan tindakan yang buruk.

 

Jangan takut untuk mengutarakan hal-hal yang kamu rasa tidak sesuai dengan norma atau prinsip kamu kepada HR, karena mereka juga siap untuk menerima segala komplain mengenai budaya kerja yang ada. Segera komunikasikan keluh kesah yang kamu rasa menjadi bagian dari budaya kantor kepada HR

Seperti contoh sebelumnya, Ciput dapat melaporkan tindakan temannya kepada HR. Yes, it sounds like you’re whining. Mungkin beberapa dari kalian bisa berkomentar, ‘gitu aja kok ngeluh?’ Namun, disini kita berbicara mengenai kesehatan mental. Kapasitas orang yang berbeda-beda memberikan dampak yang berbeda-beda. Pun, sifat tersebut juga tidak bisa dibenarkan, bukan? Menormalisasikan untuk  menciptakan lingkungan sehat di kantor tidak ada salahnya sama sekali, kok!

Ketahui Work Culture yang Cocok

Laki-laki yang memberikan nasihat kepada temannya untuk lebih memahami harga dirinya dengan mengenali dirinya sendiri

Masih merasa dilema kultur seperti apa yang cocok dengan sosok seperti kamu? Jangan khawatir, Dreamtalent menyediakan tes psikometri berbasis Big Five untuk kamu yang tidak hanya ingin mengetahui kepribadian diri sendiri, namun juga work culture yang sesuai dengan kamu. Mengingat pentingnya kultur perusahaan dalam membentuk kepribadian, lebih baik mengetahui lebih awal sebelum mental diacak-acak secara cuma-cuma, bukan?