Summary. Employee experience adalah keseluruhan perasaan karyawan terhadap lingkungan kerja mereka dan interaksi mereka dengan organisasi atau perusahaan. Employee experience yang positif dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan, employee retention, serta menumbuhkan budaya kerja yang lebih baik. Cara mudah bagi HR untuk dapat mengimplementasikan employee experience secara maksimal adalah dengan melakukan mapping (pemetaan). Employee experience mapping dapat dibagi menjadi 4 fase yaitu rekrutmen, on boarding, development, dan off boarding.
Expectation. Setelah membaca artikel ini Anda dapat mengetahui bagaimana cara memaksimalkan employee experience demi keberlangsungan perusahaan.
Sebagai HR, tentu tidaklah mudah menghadapi fenomena seperti quiet quitting, karyawan resign mendadak, konflik internal, dan apapun yang berdampak pada turnover rate perusahaan.
Tidak jarang Anda merenungkan bagaimana cara agar perusahaan bisa terhindar dari masalah-masalah tersebut tanpa terkecuali. Di sisi lain, Anda sadar betul bahwa mengontrol banyak karyawan dengan berbagai personality memang sulit.
Namun, ada satu hal yang ada dapat Anda tekankan yaitu employee experience.
Employee experience tentu bukan sesuatu hal baru di dunia HR bahkan masih menjadi tren sampai sekarang ini. Walau pada umumnya sudah banyak perusahaan yang telah menekankan fokus mereka pada karyawan, namun masih belum banyak yang mengimplementasikannya secara maksimal.
Employee experience tidak hanya persoalan pengalaman bekerja, namun melainkan sejak seorang karyawan berproses dari mulai rekrutmen, on boarding, promosi atau kenaikan jabatan, hingga off boarding karena resign ataupun pensiun.
Lantas, bagaimana employee experience dapat dimaknai oleh perusahaan?
Defining Employee Experience
Menurut penelitian global The Employee Experience Index oleh IBM Smarter Workforce Institute, employee experience dapat diartikan sebagai persepsi karyawan atas pengalaman mereka bekerja sebagai hasil interaksi dengan perusahaan.
Sedangkan mengutip dari Forbes, employee experience adalah keseluruhan perasaan karyawan terhadap lingkungan kerja mereka dan interaksi mereka dengan organisasi atau perusahaan. Hal ini juga berkaitan dengan faktor-faktor seperti kepuasan kerja, leadership, company culture, serta kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
Walaupun terlihat sederhana, employee experience memiliki inisiatif yang kompleks mencangkup keseluruhan momen karyawan dengan perusahaan. Momen mulai dari rekrutmen, on boarding, cuti, promosi, hingga resign atau pensiun.
Manfaat Employee Experience
Employee experience yang positif dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan, employee retention, serta menumbuhkan budaya kerja yang lebih baik.
Sedangkan employee experience yang buruk akan berdampak pada kenaikan angka turnover perusahaan serta menimbulkan toxic work environment.
Lantas, seperti apa employee experience yang positif dan bagaimana cara mengimplementasikannya secara maksimal?
Employee Experience Mapping
Tolak ukur kesejahteraan atau kebahagiaan karyawan tidak melulu persoalan gaji dan bonus, namun melainkan bagaimana pekerjaan tersebut memiliki value bagi kehidupan mereka.
Dari konsep tersebut, maka employee experience yang positif berarti bagaimana perusahaan mampu memberikan valuable experience terhadap karyawannya dari segi job load, work culture, leadership, upskilling, physical space support, technology, dan lain sebagainya.
Cara mudah bagi HR untuk dapat mengimplementasikan employee experience secara maksimal adalah dengan melakukan mapping (pemetaan).
Employee experience mapping akan membantu Anda sebagai HR dalam memahami setiap momen dalam siklus kerja karyawan di perusahaan. Selain itu, proses mapping akan mempermudah Anda dalam mengidentifikasi apakah selama ini karyawan sudah cukup terlibat dan merasa puas atas ekspektasi mereka.
Anda dapat membagi momen karyawan menjadi 4 fase yaitu:
1. Hiring (Rekrutmen)
Proses rekrutmen menjadi pengalaman pertama karyawan untuk mengenal budaya perusahaan lebih dekat. Dalam fase ini, kandidat karyawan akan cenderung menginginkan deskripsi pekerjaan serta benefit kerja yang jelas.
2. On Boarding
Proses on boarding atau dikenal sebagai fase orientasi memberi karyawan terkait pengetahuan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Fase ini juga memberikan ruang kepada karyawan untuk mengenal lebih dengan anggota perusahaan.
Anda dapat memberikan pengalam bonding antar karyawan ataupun company tour agar karyawan baru merasa diterima dan siap menjadi bagian dari perusahaan.
3. Development (Promosi)
Development adalah fase karyawan untuk mengevaluasi progress kerja mereka serta kesempatan leveling up karier atau lebih sering disebut sebagai proses kenaikan jabatan (promosi).
Proses development karyawan dapat berupa penerapan program upskilling, pendampingan, pengakuan atau rekognisi hasil kerja, kesempatan leadership, dan lain sebagainya.
4. Off Boarding
Pada akhirnya setiap karyawan akan meninggalkan perusahaan baik resign maupun pensiun. Walaupun off boarding menjadi proses perpisahaan, namun perusahaan dapat meninggalkan kesan baik kepada karyawannya sebagai bagian dari perjalanan hidup mereka.
Anda dapat memberikan berbagai bentuk kenangan seperti salam perpisahaan, penghargaan, dan lain sebagainya.
The Strategy To Create Employee Experience Map
Mengontrol karyawan dengan berbagai personality tentu tidaklah mudah. Oleh sebab itu, untuk memetakan employee experience Anda dapat menggunakan talent assessment seperti yang ada di Dreamtalent. Tes psikometri prediktif bisa menjadi strategi Anda untuk menempatkan kandidat atau karyawan di posisi yang tepat.
Hasil assesment dapat digunakan untuk meninjau personality, serta gaya perilaku karyawan sehingga Anda mampu memutuskan pengalaman seperti apa yang sesuai dengan ekspektasi dan karakter mereka.