Apa Penyebab Tingginya Turnover Rate?
Rekrutmen | 24 Aug 2022 | By Yehezkiel Faoma Taslim
Apa Penyebab Tingginya Turnover Rate?

Summary. Turnover rate suatu perusahaan disebabkan oleh berbagai hal, baik faktor dari perusahaan maupun dari karyawan. Namun, celah yang perlu diperhatikan oleh HR adalah dalam proses rekrutmen. Rendahnya turnover rate dapat menunjukkan keberhasilan HR dalam menyeleksi kandidat yang memiliki budaya kerja yang sesuai dengan perusahaan. Turnover rate yang tinggi dapat dikurangi dengan penyeleksian yang baik dalam proses rekrutmen.

Expectations. Setelah membaca artikel ini, Anda dapat memahami alasan dari tingginya turnover rate dari suatu perusahaan dan cara mengatasinya.

 

Tingginya turnover rate suatu perusahaan disebabkan oleh banyak faktor termasuk dalam kurang baiknya proses rekrutmen.

Turnover rate yang tinggi akhir-akhir ini menjadi momok terutama pada perusahaan startup. Workload tinggi dan lingkungan kerja yang sangat intens dan dinamis membuat karyawan mau tidak mau harus bergerak cepat dan adaptif. Tapi tak jarang sebesar apapun usahanya, sampai di tahap karyawan menyerah dan memilih untuk resign.

Tidak hanya itu saja, tingginya tingkat turnover di suatu perusahaan perlu diselidiki lebih lanjut dengan melakukan evaluasi secara menyeluruh. Banyak faktor penyebab lainnya, seperti:

1. Gaji yang Tidak Sesuai dengan Workload

Terkadang demi kepentingan bisnis dan sirkulasi modal pada suatu perusahaan, menekan pengeluaran dengan memangkas jumlah karyawan menjadi satu-satunya pilihan. Pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh beberapa orang dilimpahkan hanya pada satu orang. Dengan workload yang tinggi, karyawan cepat atau lambat akan merasa overwhelmed karena tidak adanya work-life balance dan berujung mengajukan resign.

Perusahaan harus memberikan gaji yang setara dengan pekerjaan yang diberikan. Apabila gaji tidak sesuai dengan workload, karyawan akan kabur demi kesehatan mental dan fisiknya. Bahkan, gaji yang tinggi dengan workload yang tinggi pun tidak menjamin karyawan akan bertahan karena kesehatan mental dan fisik jauh lebih penting. Maka, pengaturan workload yang dimiliki masing-masing karyawan dan pemberian fasilitas untuk kesehatan mental seperti counseling, cuti, ataupun retret perlu dilakukan oleh perusahaan.

2. Lingkungan Kerja Toxic

Lingkungan kerja di suatu perusahaan memiliki faktor yang sangat penting baik bagi kinerja karyawan maupun perusahaan. Jangan sampai perusahaan Anda termasuk dalam golongan toxic workplace. Komunikasi yang baik antar karyawan dan adanya batasan dalam kehidupan pribadi dan kehidupan kantor sangatlah penting. Apabila gossip sudah menjadi makanan sehari-hari dalam perusahaan anda, maka lingkungan perusahaan Anda berpotensi menjadi toxic.

Hal ini tidak baik untuk perkembangan karyawan maupun kinerja perusahaan. Perusahaan yang seharusnya sebagai rumah kedua untuk mengembangkan karier karyawan dan perusahaan malah menjadi layaknya neraka dunia. Kesehatan mental sangat penting bagi karyawan demi mendukung kinerja perusahaan. Perlu sekali melakukan evaluasi, kemudian memperbaiki lingkungan kerja di dalam perusahaan dengan meningkatkan komunikasi, meningkatkan bonding dengan mengadakan acara informal, dan mengurangi gossip agar karyawan nyaman.

3. Budaya Perusahaan yang Tidak Cocok

Setiap perusahaan memiliki cara unik dalam mengerjakan sesuatu, menghadapi masalah, dan membuat keputusan. Dari hal tersebut dapat dikatakan perusahaan juga memiliki kepribadian. Kecocokan kepribadian karyawan dengan budaya perusahaan sangatlah penting demi mendukung kinerja keduanya. Apabila karyawan tidak cocok dengan budaya  perusahaan, maka karyawan sulit untuk menjadi progresif dan mengoptimalkan hasil kerja. Hal ini patut dihindari dengan menemukan kecocokan karyawan dengan budaya perusahaan.

 

Budak korporat juga perlu melakukan tes kepribadian dalam proses rekrutmen sangatlah pernting demi SDM yang sesuai dengan budaya perusahaan.

Bagaimana Solusinya?

Solusi untuk menghadapi turnover yang tinggi adalah dengan melakukan evaluasi. Perusahaan harus mulai mengintrospeksi budaya kerja, lingkungan kerja, dan juga benefit yang diberikan pada karyawan. Apabila evaluasi menyeluruh pada tiga hal tersebut telah dilaksanakan tetapi tingkat turnover masih belum turun juga, maka letak permasalahannya ada di proses rekrutmen.

 

Bisa jadi kepribadian kandidat yang di-hire tidak cocok dengan nilai dan budaya perusahaan Anda. Penting untuk mengenal kepribadian kandidat dan memahami budaya kerjanya. Kualitas karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk company growth.


Mengkaji kecocokan kepribadian dan career goals kandidat dengan perusahaan merupakan kunci dalam proses rekrutmen. Penilaian kepribadian dengan psikotes seperti dalam Dreamtalent dapat menjadi cara yang cukup efektif dan efisien. Dari hasil psikotes dapat ditemukan minat dan kecocokan dengan perusahaan.