Summary. Saat karyawan mengajukan resign secara mendadak, terkadang HR merasa overwhelmed memikirkan apa penyebabnya, apakah hal ini berkaitan dengan budaya perusahaan, bagaimana kondisi tim yang tinggalkan, hingga bagaimana cara mencari kandidat yang tepat secara cepat. Namun, HR dapat menghadapinya dengan mengetahui dan menilai situasi karyawan maupun perusahaan, mencari dan mematuhi kesepakatan bersama, serta membangun komunikasi ke semua lini anggota tim perusahaan untuk memproses replacement.
Expectation. Setelah membaca artikel ini Anda dapat mengetahui cara untuk menghadapi karyawan yang resign mendadak.
Saat Anda bersiap berkemas untuk pulang di hari yang semakin petang, salah seorang karyawan mengetuk pintu dan meminta waktu untuk meeting secara personal. Ternyata secara tiba-tiba dia mengajukan resign. Tentu Anda terkejut dan berpikir tentang banyak hal. Apa alasan dia resign kerja mendadak? Bagaimana Anda menghadapinya? Bagaimana Anda memastikan timnya tidak akan terbebani jika dia berhenti?
Tentu sebagai HR, Anda merasa overwhelmed untuk menghadapi karyawan yang memutuskan resign secara mendadak. Sekalipun pada perusahaan besar dengan manajemen yang baik, Anda tetap memerlukan tindakan yang tepat untuk memproses pengunduran diri karyawan.
Di sisi lain, pada dasarnya setiap perusahaan pasti memiliki ketentuan resign yang telah ditetapkan untuk karyawan. Namun, masih banyak karyawan yang masih mengajukan resign secara mendadak.
Ada Apa Dengan Karyawan?
Terdapat beberapa alasan mengapa karyawan mengajukan resign kerja secara mendadak seperti adanya konflik antar karyawan ataupun dengan atasan yang selama ini ditutup-tutupi. Konflik yang tidak terselesaikan akhirnya membuat lingkungan kerja tidak nyaman sehingga memutuskan untuk berhenti bekerja.
Alasan lainnya adalah ketika karyawan mendapatkan tawaran yang lebih bagus di perusahaan lain baik dari segi gaji, workload, hingga jenjang karier. Walaupun merasa tidak ada masalah dari pekerjaan sebelumnya, tentu karyawan akan mempertimbangkan benefit yang lebih baik.
Selain itu, alasan karyawan resign mendadak bisa jadi karena penurunan performa perusahaan, tidak adanya apresiasi kerja, jenjang karier yang tidak berkembang, adanya perubahan kebijakan yang tidak sesuai, dan lain sebagainya. Lalu, dari keputusan karyawan resign mendadak tersebut apakah akan berdampak negatif pada perusahaan?
Is It Okay For The Company?
Karyawan resign mendadak atau secara tiba-tiba tentu memiliki dampak negatif terhadap perusahaan diantaranya yaitu:
-
Pekerjaan menjadi berantakan.
-
Beban karyawan atau tim lain semakin bertambah.
-
Progres bisnis klien bersama karyawan terkait bisa terhambat.
-
Sulitnya menemukan karyawan pengganti.
Selain itu, jika banyak karyawan yang resign mendadak akan berkontribusi dalam meningkatkan turnover rate perusahaan. Hal ini menandakan bahwa strategi employee retention perusahaan tidak berjalan maksimal.
Lantas, dengan meninjau dampak negatifnya terhadap perusahaan, apakah sebenarnya karyawan resign mendadak diperbolehkan?
Resign Kerja Mendadak Menurut Undang-Undang
Berdasarkan Pasal 162 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, menjelaskan bahwa kebijakan pengunduran diri yang harus diajukan oleh karyawan setidaknya paling lambat 30 hari sebelum tanggal resign. Kebijakan tersebut dikenal dengan istilah one month notice.
Walau demikian, jika karyawan melakukan resign tanpa one month notice, UU Ketenagakerjaan tidak memberikan sanksi keterangan secara spesifik. Namun, perusahaan dapat melibatkan kebijakan kerja yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Berikut adalah cara yang bisa dilakukan oleh HR sebagai perwakilan perusahaan dalam menghadapi karyawan resign mendadak.
Cara Menghadapi Karyawan Resign Mendadak
1. Keep Calm: Pahami Situasi Karyawan dan Perusahaan
Employee retention tentu penting bagi HR sebagai salah satu faktor kesuksesan kinerja perusahaan. Walau begitu, sebagai penjembatan antara karyawan dan perusahaan, tentu HR harus dapat memahami situasi dan kondisi keduanya.
Anda dapat melakukan exit interview (wawancara kepada karyawan yang ingin berhenti bekerja) untuk memahami alasan resign sekaligus membuat pertimbangan apakah karyawan tersebut perlu diyakinkan untuk tetap tinggal atau berhenti dari perusahaan. Bisa jadi dari alasan tersebut, perusahaan Anda dapat berbenah diri terkait kesejahteraan dan lingkungan kerja.
Sedangkan memahami situasi perusahaan dalam artian Anda dapat mengetahui posisi dan urgensi peran karyawan tersebut. Hal ini akan membantu Anda dalam merekrut kandidat baru untuk perusahaan.
2. Take Care of Legal Requirements: Patuhi Kesepakatan
Jadikan kebijakan perusahaan yang telah disepakati bersama sebagai pedoman pengambilan keputusan. Misalnya jika perusahaan menerapkan one month notice, maka beri pengertian kepada karyawan untuk bisa bekerja sama demi keberlangsungan kedua belah pihak yaitu perusahaan dan karyawan sendiri. Namun jika hal tersebut tidak bisa dipenuhi, maka terapkan sanksi atau konsekuensi berdasarkan aturan yang telah disepakati.
Selain itu, terlepas dari alasan karyawan resign mendadak, pastikan Anda tetap mematuhi undang-undang ketenagakerjaan seperti memastikan karyawan telah mendapatkan haknya (gaji, komisi, tunjangan, atau bonus).
3. Start Replacement: Bangun Komunikasi Ke Semua Lini
Walaupun perusahaan Anda telah menerapkan one month notice dalam pengunduran diri karyawan, namun Anda tetap harus segera memproses replacement karyawan. Caranya adalah membangun komunikasi baik dari karyawan yang akan resign, anggota tim, serta manajer terkait. Hal ini berkaitan erat dengan kriteria dan kebutuhan tim hingga proses handover pekerjaan.
Anda dapat meminta karyawan untuk mendokumentasikan hasil pekerjaannya agar mempermudah Anda dalam mengatasi kekosongan posisi karyawan tersebut.
Dear HR, Don’t Worry Everything Will Be Fine
Sebagai akibat dari karyawan resign mendadak, HR pun pasti kewalahan untuk menangani proses recruitment hingga replacement. Tentunya tidak mudah bagi HR untuk mencari kandidat yang tepat secara cepat. Apa lagi desakan dari tim yang harus menemukan anggota baru untuk segera menyelesaikan target pekerjaan.
Tetap tenang, HR dapat merekrut top talent dengan Dreamtalent, alat tes psikometri sebagai strategi pemetaan kandidat dalam proses rekrutmen. Serangkaian predictive pre-employment assessment yang dapat membantu Anda menemukan kandidat yang tepat untuk posisi yang tepat. Oleh sebab itu, Anda tidak akan khawatir jika terdapat karyawan yang resign mendadak di perusahaan.