Summary: Netflix menerapkan beberapa budaya kerja khusus di perusahaan mereka untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dengan cara merekrut orang yang memiliki keahlian sesuai, saling terbuka dan mengoreksi satu sama lain, bertoleransi, serta bekerja sama demi mendapatkan hasil kerja yang maksimal.
Expectations: Setelah membaca artikel ini, Anda sebagai HR bisa lebih memahami bagaimana cara Netflix menciptakan budaya kerja di perusahaan mereka. Dengan begitu, Anda bisa mempertimbangkan poin-poin tersebut apakah layak untuk diterapkan di perusahaan Anda atau tidak.
“DUDUNNGGG~”
Pasti Anda sudah tidak asing lagi dengan platform streaming berlogo merah yang satu ini, kan? Yup, Netflix. Saat ini, Netflix merupakan perusahaan penyedia layanan streaming terbesar di dunia yang telah digunakan oleh lebih dari 140 juta pelanggan dari 190 negara. Tapi, pernahkah Anda berpikir bagaimana cara Netflix membangun budaya kerja yang bikin karyawannya nyaman dan betah kerja di perusahaan tersebut?
Dalam sebuah artikel di Harvard Business Review, Patty McCord, seorang mantan Chief Talent Officer di Netflix, membagikan bagaimana cara ia membangun budaya perusahaan raksasa tersebut dari tahun 1998-2012.
Ia mengungkapkan bahwa ada dua prinsip yang digunakan oleh Netflix dalam mengatur manajemen karyawannya, yaitu merekrut orang terbaik dan memberhentikan orang yang kemampuannya sudah tidak sesuai lagi.
Selain itu, ada beberapa poin lagi mengenai work culture dari Netflix yang tidak kalah pentingnya dan terbukti dipatuhi oleh seluruh karyawan mereka.
1. Rekrut, Apresiasi, Dan Toleransi
Berdasarkan pengalaman mereka selama merekrut karyawan, Netflix yakin bahwa dengan mempekerjakan karyawan yang dapat bersikap seperti orang dewasa akan menunjukan hasil kerja atau performa yang lebih baik.
Maksud dari hal tersebut adalah seseorang yang dapat terbuka terhadap urusan atau masalah yang tengah dihadapi dengan kolega, atasan, atau bawahan. Jadi, Netflix menginginkan kalau antara atasan dan bawahan saling terbuka akan masalah masing-masing sehingga menciptakan ekspektasi yang jelas mengenai sikap yang bertanggung jawab.
2. Terbuka Dengan Hasil Kinerja Karyawan
Jika perusahaan Anda merupakan tipe yang cepat mengalami perubahan, seiring berjalannya waktu mungkin Anda akan menemukan perbedaan pada keterampilan setiap karyawan yang sudah tidak cocok lagi dengan kebutuhan perusahaan.
Maka dari itu sebagai seorang HR, Anda perlu merekrut orang dengan kemampuan tepat supaya bisa beradaptasi dengan lingkungan perusahaan. Namun, Netflix juga menyarankan seorang HR untuk dapat melepaskan karyawan agar mereka menemukan perusahaan baru yang cocok dengan keahlian yang mereka miliki.
Umumnya, di setiap perusahaan akan mengadakan penilaian kinerja karyawan secara berkala untuk melihat perkembangan performa kerja setiap karyawannya. Lalu, penilaian tersebut akan dijadikan referensi. Jika performa karyawan tersebut tidak cukup bagus, maka mereka akan ditempatkan pada “Performance Improvement Plans”.
Tetapi, Netflix tidak menggunakan cara tersebut dan memiliki cara tersendiri untuk menilai kinerja karyawan mereka. Netflix memiliki sistem yang disebut “Start, Stop, and Continue”. Konsepnya cukup simple.
“Setiap karyawan akan saling memberikan feedback satu sama lain mengenai hal apa saja yang harus dihentikan, dimulai, dan dilanjutkan.”
3. Manager Bertugas Membangun Tim Yang Hebat
Peran utama seorang manajer itu membangun tim yang hebat dengan cara mendukung mereka supaya bisa menghasilkan performa kerja yang maksimal.
Salah satu retensi yang dilakukan Netflix adalah dengan meminta para manajer untuk membayangkan sebuah film dokumenter mengenai apa yang akan dicapai oleh setiap tim selama enam bulan kedepan. Kemudian, manajer akan diminta untuk menelaah kemungkinan apakah karyawan tersebut dapat mencapai tujuan tim mereka atau tidak. Dengan merekrut anggota tim yang tepat, mereka akan saling membantu satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
4. Leader Bertugas Menciptakan Work Culture
Seorang leader memiliki peran yang sangat krusial dalam menciptakan budaya kerja di suatu perusahaan. Pemimpin tidak hanya bertugas untuk membuat aturan atau kebijakan yang harus ditaati saja, tetapi harus memberikan contoh yang baik bagi seluruh karyawan lain.
Seorang pemimpin yang baik akan mampu menginspirasi karyawan lainnya, entah itu melalui wibawa atau pesona yang mereka miliki, cara berpikir, cara mereka menyikapi suatu masalah, dan bagaimana cara bertanggung jawab atas tugas mereka. Perlu Anda ingat bahwa kinerja pemimpin sangat mempengaruhi kinerja karyawannya.
5. Tim HR Yang Memiliki Cara Berpikir Seperti Pebisnis Dan Inovator
Biasanya perusahaan akan memberikan benefit atau tunjangan, fasilitas kerja serta bonus yang banyak untuk merekrut karyawan baru dan mempertahankan karyawan lama.
Namun, Patty berpendapat bahwa seorang HR juga bisa berinovasi mencari hal yang baru dan tidak selalu mengikuti apa yang perusahaan lain lakukan.
Tunjangan dan fasilitas kerja memang penting dan sangat dibutuhkan. Tetapi, para HR juga bisa fokus “menjual” pada hal-hal yang berbeda seperti lingkungan kerja yang suportif, mengadakan kegiatan pelatihan yang membuat karyawan terus berkembang, dan terus meningkatkan gaji karyawan supaya memotivasi mereka untuk memberikan kinerja terbaik bagi perusahaan.
Sebagai seorang HR, tentunya sangat penting bagi Anda untuk membangun budaya perusahaan yang tepat. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan memahami kepribadian karyawan. Dengan mengadakan tes psikometri seperti Dreamtalent, Anda dapat mengetahui personalitas, minat, motivasi, dan gaya kerja calon karyawan Anda.