Summary. Setelah lulus ternyata masuk dunia kerja belum tentu berjalan mulus. Jika kamu sebagai fresh graduate masih sulit untuk mendapatkan pekerjaan, bisa jadi karena kamu melakukan kesalahan seperti tidak memiliki perencanaan karier, hanya memiliki CV yang sama untuk melamar berbagai pekerjaan, tidak riset tentang perusahaan yang dituju, hanya menunggu respon recruiter, dan berekspektasi yang tidak realistis.
Expectation. Setelah membaca artikel ini kamu dapat menghindari beberapa kesalahan saat melamar kerja.
Bahagianya dinyatakan lulus, setelah sekian lama berjibaku dengan tugas dan segala aktivitas mahasiswa yang membelenggu.
Setelah mendapatkan gelar sarjana, harapannya tentu mendapatkan pekerjaan impian. Bekal pengetahuan dari perkuliahan yang dibuktikan dengan selembar ijazah dapat membantu mendapatkan posisi serta penghasilan yang mapan.
“Tapi, apakah setelah lulus proses mencari dan melamar kerja selalu berjalan mulus?”
Apakah sudah mendapatkan pekerjaan yang diimpikan? Apakah sesuai dengan gaji yang diinginkan? Mungkin setiap dari kamu memiliki jawaban yang berbeda.
Namun, faktanya masih banyak fresh graduate yang menganggur setelah lulus kuliah. Dikutip dari data BPS (Badan Pusat Statistik), per Agustus 2022 terdapat 673 ribu lulusan universitas yang menganggur.
Hal ini menandakan bahwa jumlah pencari kerja akan bertambah sehingga persaingan dunia kerja semakin ketat. Mengingat persaingan jobseeker tidak hanya dari kalangan fresh graduate saja namun juga pekerja yang berpengalaman. Oleh sebab itu, tidak jarang kamu akan merasa khawatir, insecure, takut, dan stress saat melamar kerja.
Proses mencari kerja tentu tidak mudah. Ada yang menunggu berbulan-bulan untuk mendapatkan panggilan, namun juga ada yang di-ghosting perusahaan setelah melakukan serangkaian interview. Lantas, apa yang menyebabkan kamu sulit untuk mendapatkan pekerjaan?
Prasangka buruk tidak jarang muncul seperti alasan koneksi orang dalam sebagai jawaban atas penolakan kerja. Namun, apakah kamu pernah menyadari ternyata terdapat beberapa faktor kesalahan diri sendiri saat melamar kerja sehingga tak kunjung dapat tawaran?
Tidak ada salahnya untuk mengevaluasi diri dan merenungkan kesalahan kamu saat melamar kerja. Simak penjelasannya berikut ini agar kamu dapat memperbaiki diri.
5 Kesalahan Fresh Graduate Saat Melamar Kerja
1. Tidak punya rencana karier
Kesalahan pertama yang sering dilakukan oleh fresh graduate adalah tidak memiliki perencanaan kerja dan karier yang jelas. Hal ini membuat kamu melamar banyak posisi di berbagai bidang pekerjaan tanpa mengenali potensi dan skill yang dimiliki.
Menurut Lestri Kusumah, dampak negatif tidak punya perencanaan karier bagi fresh graduate diantaranya dapat menimbulkan rasa kecemasan, kebingungan mencari kerja, dan tendensi untuk menyerah.
Sedangkan, memiliki perencanaan karier yang matang akan membantu kamu menyusun strategi untuk melamar kerja. Kamu dapat mempersiapkan skill yang dibutuhkan untuk melamar bidang pekerjaan tertentu. Kamu pun dapat bersaing dengan kandidat lain dengan keunggulan skill yang kamu miliki.
2. Satu CV untuk semua pekerjaan
Sebab tidak memiliki perencanaan karier, akhirnya kamu melamar di berbagai pekerjaan hanya dengan satu CV yang sama. Perlu diingat bahwa CV adalah salah satu media representasi diri kamu di hadapan recruiter. Recruiter akan melihat kesesuaian skill dan pengalaman kamu yang tercermin di CV dengan kebutuhan posisi perusahaan.
Jika kamu hanya menggunakan CV yang sama tanpa menekankan pada fokus bidang tertentu, maka akan sulit untuk menarik perhatian recruiter. Dengan jumlah jobseeker yang banyak, recruiter hanya akan memproses CV yang relevan dengan kebutuhan bidang pekerjaan.
3. Kurang riset tentang perusahaan
Semangat mencari kerja mendorong fresh graduate melamar sebanyak mungkin lowongan. Namun, kamu sering tidak memperhatikan salah satu hal penting dalam dalam proses melamar kerja yaitu riset perusahaan.
Riset perusahaan penting untuk dilakukan oleh seorang jobseeker agar dapat menyesuaikan dengan kriteria yang dibutuhkan. Riset perusahaan juga penting sebagai bekal interview. Banyak kandidat yang gagal interview disebabkan karena kurangnya pengetahuan terkait visi, misi, dan tujuan perusahaan. Tentu recruiter tidak hanya akan melihat kesesuaian kemampuan kamu dengan job description, namun juga budaya perusahaan secara keseluruhan.
Oleh sebab itu, riset perusahaan akan menjadi modal kamu dalam proses melamar kerja baik dari tahap screening CV maupun interview.
4. Cuma menunggu respon recruiter
Kesalahan yang juga sering dilakukan oleh fresh graduate saat melamar kerja adalah hanya menunggu jawaban atau respon recruiter tanpa adanya usaha lain. Kurangnya kemampuan komunikasi profesional menjadi salah satu faktor fresh graduate hanya berdiam diri.
Jika dalam proses melamar kerja kamu sudah sampai tahap interview, kamu dapat melakukan follow-up kepada recruiter. Kamu bisa menanyakan status lamaran kerja kamu melalui email dengan bahasa yang sopan dan profesional.
Namun, jika tetap belum mendapatkan jawaban, move on adalah solusinya. Kamu harus mengisi waktumu dengan fokus upgrade diri demi mendapatkan peluang kerja lainnya.
5. Punya ekspektasi yang tidak realistis
Setiap jobseeker pasti memiliki keinginan dan ekspektasi tertentu terhadap suatu pekerjaan. Namun, jika kamu sebagai fresh graduate tanpa pengalaman kerja menginginkan gaji yang tinggi, tentu tidak masuk akal. Sebab sebagai karyawan yang bergaji tinggi, kamu harus memiliki banyak keahlian dan pengalaman tentunya akan diiringi tanggung jawab yang lebih besar.
Walau realitanya begitu, kamu pasti bisa mencapai pekerjaan dengan gaji yang diinginkan. Tentu membutuhkan proses yang panjang. Kamu bisa bersabar dan konsisten dengan memulai dari sesuatu hal yang kecil misalnya dari posisi junior. Seiring perkembangan waktu, pengalaman, dan kemampuan, kamu pasti bisa memperoleh kesempatan untuk promosi ke jabatan yang lebih tinggi.
Terus, Harus Gimana?
Terlepas dari kesalahan yang telah disebutkan di atas, penting bagi fresh graduate untuk mengelola ekspektasi dan mempersiapkan diri saat melamar kerja baik. Maksudnya adalah setiap harapan atau ekspektasi hendaknya disesuaikan dengan kesiapan diri untuk mencapainya baik dari segi teknis (hard skill, berkas lamaran, riset perusahaan) maupun non teknis (mental).
Mengutip dari Mark Hall, technology business leader, menjelaskan bahwa sebagai lulusan baru dari perguruan tinggi yang biasanya memasuki usia 20-an, kamu akan berada di transisi dari fase learning menjadi earning. Langkah pertama untuk memaksimalkan momentum transisi ini, para fresh graduate harus mengenali industri dan bidang apa yang akan dijelajahi. Mark Hall memberikan nasihat bahwa terdapat tiga hal yang dapat digunakan sebagai pertimbangan.
“What you are interested in, what you are good at, and where you can make money.”
Tentu dengan mengetahui tiga hal tersebut, kamu bisa mempersiapkan diri dengan matang untuk bersaing di dunia kerja. Kamu pun juga dapat menyusun target atau harapan yang realistis sesuai dengan kondisi dan kemampuan.
Kalau masih bingung gimana caranya buat tahu tiga hal tersebut, kamu bisa menggunakan tes psikologi atau self assessment seperti yang ada di Dreamtalent. Kamu bisa melihat apa saja kelebihan dan kekuranganmu serta rekomendasi karier yang bisa kamu jadikan sebagai pertimbangan.