Summary. Fresh graduate seringkali merasa dilema dan bingung apakah pantas jika melakukan negosiasi gaji padahal minim pengalaman. Tentu fresh graduate juga berhak memiliki kesempatan untuk negosiasi gaji. Walaupun begitu terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk nego gaji seperti riset perusahaan dan industri, menjelaskan kualifikasi diri, mengajukan tawaran yang realistis dan sopan, serta mempertimbangkan benefit lain.
Expectation. Setelah membaca artikel ini kamu dapat menemukan jawaban atas keraguan dan pertanyaan fresh graduate perihal negosiasi gaji.
“20% buat bayar kosan, 20% beli skincare, 30% buat jajan, 20% buat makan, ehmmm… Sisanya buat healing kali ya.”
Mungkin itulah kira-kira yang ada dipikiran kamu saat menerima gaji pertama kerja. Setelah melewati drama pencarian sana-sini, akhirnya kamu sebagai fresh graduate telah menemukan pekerjaan impian.
Namun, ternyata kebingungan dan dilema hidup fresh graduate tidak berhenti begitu saja. Ketika kamu membayangkan apa saja yang harus dibayar dengan gaji pertamamu, namun ternyata pekerjaan itu menawarkan gaji di bawah ekspektasimu.
-
Mau cari kerjaan lain? Teringat betapa susahnya mencari kerja.
-
Mau lanjut saja dengan gaji kecil? Tapi kamu punya banyak kebutuhan ditambah harga yang semakin meningkat.
Tentu kedua pilihan tersebut bukan menjadi solusi yang tepat. Nego gaji menjadi satu-satunya jalan keluarnya. Namun, dengan pengalaman yang masih minim, fresh graduate sering kali merasa ragu dan tidak pantas untuk melakukan negosiasi gaji.
Boleh Nggak Sih Fresh Graduate Nego Gaji?
Pada dasarnya, esensi dari negosiasi gaji adalah proses diskusi antara karyawan dan perusahaan sebagai pemberi kerja yang biasanya diwakili oleh recruiter atau HR untuk menemukan kesepakatan terkait gaji dari pekerjaan tertentu.
Dari konsep tersebut, fresh graduate sebagai calon karyawan perusahaan tentu dapat melakukan negosiasi gaji. Sebab untuk bernegosiasi perihal gaji, kamu tidak perlu memiliki kriteria tertentu.
Mengutip dari Payscale Study, terdapat dua alasan utama mengapa fresh graduate enggan melakukan nego gaji yaitu tidak merasa nyaman dalam proses negosiasi dan tidak ingin dinilai sebagai pemaksa atau arogan oleh HR. Padahal ketika perusahaan memberikan sebuah tawaran, berarti kamu memiliki power untuk berdiskusi dan bernegosiasi.
Menurut Octavia Goredema, career coach, mengungkapkan bahwa sekalipun kamu baru lulus, kamu tetap bisa melakukan negosiasi gaji. Layaknya sebuah tawaran melalui phone call yang selalu mengharapkan negosiasi di akhir.
Sebab tidak dipungkiri bahwa gaji menjadi salah satu faktor kesejahteraan kita dalam bekerja. Gaji memiliki peran dalam meningkatkan motivasi, kinerja, dan produktivitas karyawan. Negosiasi gaji akan menjadi strategi untuk mengembangkan karier kamu di masa depan.
Walaupun begitu, sebagai fresh graduate kamu harus memperhatikan beberapa hal untuk nego gaji. Lantas, apakah itu?
4 Panduan Nego Gaji untuk Fresh Graduate
1. Riset data gaji industri dan perusahaan
Untuk meningkatkan kemungkinan negosiasi gaji berhasil, kamu perlu melakukan riset terlebih dahulu perihal kondisi industri dan perusahaan. Kamu bisa melakukan riset tentang lokasi, ukuran bisnis perusahaan, dan review gaji karyawannya.
Kamu juga perlu mempertimbangkan rata-rata gaji yang ditawarkan untuk posisi serupa di industri terkait. Dengan bekal informasi tersebut, kamu dapat memperkirakan kisaran gaji yang realistis dan tepat sesuai standar umum.
2. Jelaskan kualifikasi yang kamu miliki
Angka yang realistis tentu belum cukup untuk mengajukan penawaran. Kamu harus menjelaskan kualifikasi yang dimiliki sebagai alasan spesifik mengapa perusahaan harus menggaji kamu dengan angka tersebut.
Walaupun pengalaman kerja memiliki value tinggi dalam menentukan gaji, kamu masih bisa menjelaskan sisi kualitas diri dengan kemampuan. Jelaskan kemampuan apa saja yang kamu kuasai dan bagaimana hal ini mampu memberikan manfaat kepada perusahaan.
Kamu bisa membuktikan kemampuan dan kualitas diri dengan portofolio yang kamu miliki semasa kuliah. Oleh sebab itu, sebagai fresh graduate tanpa pengalaman, kamu harus upgrade diri dan mempersiapkan bukti skill yang dimiliki.
3. Tentukan range gaji dan ajukan tawaran
Jika recruiter atau HR memberi kesempatan untuk menjelaskan ekspektasi gaji, kamu bisa menyebutkan kisaran range gaji sesuai dengan riset sebelumnya. Jelaskan dengan percaya diri dan sopan terkait kualifikasi kamu dan bagaimana hal tersebut bisa membantu perusahaan.
Saat mengajukan penawaran, tekankan pada poin-poin penting seperti kesesuaian skill kamu dengan kriteria perusahaan serta data gaji industri sebagai penguat argumenmu.
4. Pertimbangkan benefit lain
Jika pada akhirnya kesepakatan tetap berada di bawah ekspektasi gaji, kamu bisa mempertimbangkan benefit lain. Benefit lain penting untuk diketahui seperti asuransi kesehatan, biaya transportasi, makan siang, insentif, bonus, dan lain sebagainya.
Meski besaran gaji tidak bisa ditawar, kamu bisa memperhitungkan benefit lain yang masih menguntungkan baik dari sisi kamu sebagai karyawan maupun perusahaan.
Show Me That You’re Worth it
Meskipun kamu masih minim pengalaman, namun kamu masih bisa menunjukkan value dan kemampuan yang kamu punya. Buktikan kapabilitas kamu dalam dunia profesional sehingga perusahaan akan merasa worthy menggaji kamu dengan angka tertentu.
Oleh sebab itu, penting buat kamu untuk dapat mengetahui kapasitas diri dalam dunia kerja. Salah satu caranya adalah melalui tes psikologi atau self assessment seperti Dreamtalent yang memberikan hasil secara deskriptif dan akurat terkait gambaran diri dan passion karier sehingga kamu dapat meyakinkan orang lain terkait kemampuanmu.