Summary: Bad manager pasti ada di setiap perusahaan, mungkin kita yang tidak sadar dengan adanya mereka. Bad manager ini merupakan alasan utama mengapa karyawan memutuskan untuk resign dari pekerjaan mereka. Tidak hanya disebabkan oleh kepribadian yang buruk, bad manager juga dapat disebabkan oleh faktor eksternal. Bad manager dapat dilihat melalui beberapa karakteristik atau ciri seperti komunikasi yang buruk, manipulatif, hingga tidak peduli dengan karyawan. Melalui artikel ini Anda juga dapat menemukan cara untuk meminimalisir dampak dari bad manager, yaitu dengan train, help, replace, dan prevent.
Expectations: Setelah membaca artikel ini, Anda dapat mengetahui, memahami, dan mengidentifikasi ciri-ciri dan karakteristik yang menunjukkan seseorang yang dikategorikan sebagai “bad manager”. Anda juga diharapkan dapat mempertimbangkan beberapa cara yang tersedia di bawah sebagai opsi untuk terus berkembang dan memperbaiki diri.
Dalam sebuah perusahaan, apakah Anda pernah berpikir bagaimana lagi cara meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan? Terlebih lagi kualitas kerja dan hasilnya. Segala cara sudah Anda lakukan tapi kok masih begitu-begitu saja? Mungkin permasalahannya bukan ada pada bagaimana Anda mengimplementasikan cara-cara tersebut. Namun mungkin sumber masalah berada pada manager masing-masing divisi karyawan.
Para manager yang menjadi sumber permasalahan ini biasa dikenal dengan istilah bad manager.
Masing-masing posisi memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah perusahaan. Mulai dari karyawan hingga jajaran manager, masing-masing karyawan dan manager memiliki tugas dan kewajibannya masing-masing yang sama-sama bertujuan untuk memajukan perkembangan perusahaan.
Dalam perkembangan sebuah perusahaan, tentunya Anda harus memiliki pekerja yang baik, karyawan maupun manager. Seluruh pekerja dalam perusahaan tersebut haruslah seseorang yang kompeten dalam pekerjaannya.
Lalu bagaimana kalau perusahaan Anda terlanjur memiliki bad manager? Apa yang bisa Anda lakukan? Bagaimana cara Anda mengidentifikasi para bad manager itu?
Sebelum membahas mengenai karakteristik dan cara mengatasinya, ada baiknya jika kita mengenali terlebih dahulu apa arti dari bad managers.
Bad Manager: Mereka Problematik Atau Toxic?
Dalam dunia kerja, pasti kita akan bertemu dan bekerja dengan semua tipe orang. Termasuk juga bekerja berdampingan dengan para ini. Apakah Anda tahu, rata-rata alasan karyawan memutuskan untuk resign adalah karena boss atau atasan mereka, bukan karena pekerjaan mereka. Menurut survey yang dilakukan oleh Gallup, hasil menyatakan bahwa setengah atau 50% responden memiliki alasan resign karena atasan mereka.
Seseorang yang memiliki banyak skill dan keterampilan belum tentu memenuhi kriteria untuk menjadi seorang manager. Menjadi seorang manager membutuhkan skill, keterampilan, dan juga tanggung jawab yang baru dan lebih besar.
Namun masih banyak karyawan yang ingin meningkatkan karier mereka dengan menjadi seorang manager, walaupun ketika mereka tidak cocok untuk menjadi seorang manajer. Tapi, mudah bagi mereka untuk mengambil pekerjaan itu karena uang, gengsi, atau hanya karena mereka sudah cukup lama bekerja dan “layak” untuk menerima promosi.
Lalu, apa sih yang membuat seorang manager itu di “branding” menjadi bad manager?
Arti dari bad manager sendiri sudah terlihat jelas dari istilahnya. Mereka adalah para atasan yang memiliki sifat kepemimpinan atau leadership yang malah menimbulkan perpecahan antara atasan dengan karyawan, atau bahkan antar sesama karyawan.
Selain memecah karyawan, apa lagi sih yang dampak yang akan terjadi jika perusahaan Anda memiliki bad manager ini?
Sama seperti good manager, bad manager pastinya memiliki pengaruh langsung terhadap lingkungan dan karyawan mereka. Bad manager dapat menghancurkan relasi, keterlibatan karyawan, dan juga motivasi karyawan. Selain itu, bad manager juga dapat menurunkan produktivitas karyawan dan bahkan bad manager dapat menyebabkan tingginya turnover rate.
Demanding Dan Egois, Berikut “Red Flag” Dari Bad Manager
Sekarang, karyawan memiliki kesadaran lebih akan lingkungan kerja yang toxic. Bahkan tidak sedikit karyawan yang curhat dan dengan mudah mencap lingkungan kerja mereka toxic. Dalam hal ini, manager dan atasan memiliki peranan yang penting dalam membentuk budaya kerja yang positif.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, menjadi seorang manager bukanlah hal yang mudah. Ketika seorang manager memiliki karakter yang kuat, keterampilan manajemen yang baik, mereka dapat memacu produktivitas. Sebaliknya, manager yang memiliki karakteristik lemah, dan keterampilan manajemen yang buruk, justru dapat membentuk budaya kerja yang toxic dan merugikan karyawan, tim, bahkan perusahaan.
Berikut adalah beberapa red flag yang bisa Anda temukan pada bad manager.
1. Micromanagement
Dalam melakukan pekerjaan, tentunya kita sangat mengapresiasi keleluasaan dan juga fleksibilitas. Namun, apa jadinya jika terdapat boss yang memiliki sifat micromanaging? Memang tugas seorang manager adalah memanage atau mengatur pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh karyawannya.
Namun pada hal ini, manager yang memiliki karakteristik micromanaging malah lebih terlihat mengatur karyawan dan tidak mempercayai apa yang dikerjakan oleh karyawan. Micromanager akan selalu mengecek seberapa cepat karyawan menyelesaikan pekerjaan, mengawasi, dan bahkan memberikan masukan yang mungkin tidak diperlukan.
Tentunya micromanaging ini tidak menguntungkan, baik untuk karyawan maupun manager. Dengan melakukan micromanaging, karyawan Anda tentunya akan merasa tertekan dan stress. Micromanaging juga akan menghambat karyawan Anda untuk menampilkan kekreatifitasan dan inovasi mereka pada setiap proyek yang mereka lakukan.
2. Tidak Peduli Pada Work-Life Balance
Tidak sedikit karyawan yang menganggap keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan personal atau yang lebih dikenal dengan work-life balance adalah suatu hal yang penting. Namun, para bad manager ini tidak peduli dengan kepentingan work-life balance.
Mungkin manager yang seperti ini adalah para manager yang sering kali tidak mengizinkan karyawan mereka untuk menggunakan hari libur mereka. Tentunya sifat manager yang seperti ini membuat karyawan akan merasakan tidak dihargai dan mereka mudah merasa kelelahan.
3. Komunikasi Buruk
Dalam dunia kerja, komunikasi merupakan salah satu aspek yang paling penting. Komunikasi dalam bekerja juga menentukan keberhasilan dari proyek itu sendiri. Manager yang memiliki komunikasi yang tidak baik, tentunya hanya akan menimbulkan kebingungan di antara karyawan dan bahkan dapat menyebabkan perbedaan visi antara atasan dan karyawan.
Komunikasi yang buruk ini akan menyebabkan penurunan kinerja dan produktivitas karyawan yang kembali lagi akan berpengaruh kepada perkembangan perusahaan. Komunikasi yang buruk ini dapat berupa instruksi yang tidak jelas dan juga atasan yang tidak memberikan masukan atau umpan balik.
4. Credit Stealer
Apa yang Anda rasakan jika proyek yang sudah Anda kerjakan dari awal hingga sukses, namun yang mendapatkan pujian malah orang lain. Inilah hal yang dilakukan oleh manager credit stealer. Karyawan yang mengerjakan semuanya dari awal, tapi ketika projek berhasil, manager credit stealer akan dengan mudah menyampaikan bahwa Ia memegang peranan yang penting dan berkorban lebih banyak.
Apa yang dilakukan oleh manager credit stealer ini merendahkan para karyawan dan tidak menghargai hasil pemikiran karyawannya. Degan itu, karyawan akan merasa tidak dihargai dan kehilangan motivasi, atau bahkan karyawan akan menyimpan ide atau inovasi mereka untuk diri mereka sendiri.
“Being a good manager is caring more about what their employees think rather than what their colleagues think.”
- Ellen Wacker
Poin-poin diatas adalah 4 poin dari banyaknya red flag yang dimiliki oleh bad managers. Kemudian, apa yang bisa Anda lakukan?
What Can You Do?
Apa yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir dampak yang akan terjadi jika bad manager terus-terusan berada pada perusahaan Anda? Berikut beberapa cara yang dapat Anda, manager lain, pimpinan, atau bahkan karyawan lakukan untuk meminimalisir dampak dari bad manager. Cara tersebut terbagi menjadi 4 cara, yaitu train, help, replace, dan prevent.
1. Train (Pelatihan)
Pelatihan ini ditujukan agar para bad manager dapat selalu berkembang. Pelatihan yang diberikan juga dapat bervariasi, mulai dari perkembangan skill, pelatihan kepemimpinan, pelatihan manajemen, dan lain-lain.
Namun, perlu diperhatikan juga sumber masalah dari bad manager yang bersangkutan. Jika permasalahan muncul karena kurangnya pelatihan teknis, maka tahap pertama ini dapat dilakukan. Tapi jika sumber permasalahan berasal dari pribadi yang bersangkutan, Anda dapat menyarankan atau menyediakan layanan profesional untuk membantu mereka.
2. Help (Membantu)
Terkadang, kinerja manager yang buruk atau bad manager ini tidak hanya disebabkan oleh kepribadian mereka yang tempramen atau toxic. Namun, terkadang permasalahan tidak ada pada manager, melainkan disebabkan oleh faktor luar atau eksternal yang diluar kendali manager tersebut. Mungkin manager yang bersangkutan tidak memiliki akses atau dukungan yang Ia butuhkan.
Perusahaan dapat menanganinya dengan cara yang sama dengan bagaimana perusahaan menangani karyawan. Yaitu dengan berkomunikasi, berbicara kepada para manager, mendengar keluhan mereka, dan perusahaan coba memberikan solusi terbaik.
3. Replace (Mengganti)
Bad manager akan menarik perusahaan ke bawah bersama dengan mereka. Banyak permasalahan di perusahaan sebenarnya disebabkan oleh bad manager. Alasan utama tingginya turnover rate di sebuah perusahaan adalah bad manager. Survei menyatakan bahwa 50% karyawan meninggalkan pekerjaan mereka karena bad manager.
Jadi, jika Anda sudah mencoba untuk melatih dan membantu mereka, namun perubahan masih tidak terjadi, mungkin langkah terakhir yang dapat Anda lakukan adalah mengganti manager lama dengan yang baru.
“Mengganti manager dengan kinerja buruk dengan manager berkinerja baik, kira-kira setara dengan menambahkan satu orang ke dalam tim dalam hal produktivitas.”
- National Bureau of Economic Research
4. Prevent (Pencegahan)
Seperti kata pepatah, “Satu ons pencegahan sama saja dengan satu pon obat.” Pencegahan yang dapat Anda lakukan adalah meninjau prosedur rekruitmen Anda. Kemudian Anda juga dapat meninjau program perkembangan yang perusahaan Anda berikan. Prosedur rekrutmen, screening, dan pelatihan kandidat yang ketat adalah cara yang efektif untuk melakukan pencegahan sebelum permasalahan muncul.
Memang seseorang pasti memiliki penyebab mengapa mereka bisa bersikap yang menjadikan mereka bad manager. Mulai dari faktor eksternal dan juga faktor internal. Tidak sedikit juga kepribadian yang terbentuk karena lingkungan kerja mereka.
Mungkin mereka pernah merasakan hal yang dilakukan oleh bad manager, dan ketika mereka menjadi manager, mereka juga melakukan hal yang sama. Maka dari itu, penting sekali perusahaan memiliki program employee experience terbaik.
Anda dapat mengenal employee experience lebih dalam lagi melalui The Ultimate 2023 HR Trends Guide.
Dari 4 cara yang dapat Anda lakukan untuk meminimalisir dampak dari bad manager, prevention atau pencegahan adalah tahap terpenting untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama. Anda dapat melakukan prevention ini mulai dari awal sekali, yaitu proses rekrutmen kandidat.
Anda dapat melakukan screening kepada setiap kandidat Anda untuk melihat dan memahami diri kandidat. Anda dapat melakukan tes psikometri seperti yang tersedia di Dreamtalent, dimana tes psikometri tersebut adalah penilaian objektif untuk melihat kecenderungan psikologis, sifat kepribadian, bakat, hingga perilaku seseorang.